Amarah Bimo

113 9 0
                                    

“Lo tau gak. Dari seluruh sudut yang ada disekolah ini, tempat ini yang jadi favorit gue.” Ujar Dareen sambil memandang lurus kedepan.

“Alasannya?”

“Di SMU Bhinneka ini, cuma ada dua tempat yang gak berisik. Satu toilet, yang kedua ya disini.”

“Baru tau gue.” Zaskia mengangguk paham.

“Tapi yang gak enaknya, daun yang gugur dari pohon ini tuh banyak banget. Tuh (menunjuk dedaunan ditanah) berasa musim gugur tau gak?”

“Berasa di Eropa ya kan?”

“Nah itu dia.”

“Baru juga diomongin, daunnya udah main jatuh aja dirambut lo”

“Dimana?” Zaskia meraba-raba rambutnya, tapi tidak menemukan daun yang Dareen maksud.

“Sorry ya,” Dareen mendekatkan posisi duduknya lalu mendekatkan wajahnya ke Zaskia. Dari kejauhan mungkin orang akan salah paham mengira keduanya akan berciuman.

Dari kejauhan, Bimo yang sedang terbakar api cemburu tak bisa membiarkan hal tersebut terjadi pada Zaskia. Dengan langkah tegap, Bimo langsung menghampiri Zaskia dan Dareen yang sedang duduk dikursi bawah pohon halaman belakang.

Dengan penuh amarah, Bimo lengsung menarik kerah baju Dareen yang duduk disamping Zaskia.

Bug...
Satu kali pukulan sudah cukup membuat Dareen jatuh ketanah. Karena merasa belum puas, Bimo kembali mendaratkan bogemannya diwajah Dareen.

“Lo kenapa mukul gue ha?” Dareen mencoba menahan pukulan Bimo.
“Banyak bacot lo. Katanya ketua OSIS, tapi kelakuan minus” Bimo mencengkram kerah baju Dareen dengan kuat.

“Bimo, stop! Stop, Bimo! Gue bilang stop!” pekik Zaskia yang langsung membuat Bimo berhenti memukuli Dareen.

“Lo tuh kenapa sih? Tadi pagi lo marah-marah gak jelas, sekarang lo mukulin orang tanpa alasan? Waras lo?” Zaskia meluapkan emosinya.

“Tanpa alasan lo bilang? Kia, dia mau kurang ajar sama lo dan lo diem aja? Dan sekarang lo bilang gue gak waras karena gue belain lo? Gak habis pikir gue.” Bimo mengontrol nafasnya yang masih emosi atas apa yang Dareen lakukan.

“Gue gak butuh lo belain. Tadi itu Dareen cuma mau ngambilin daun yang jatuh kerambut gue.”

“Dan lo percaya? Kia, dari awal gue emang gak percaya sama ni orang. Luaran boleh keliatan baik, tapi kita gak pernah tau isi hati orang.”

“Lo kalau gak tau apa-apa gak usah sok tau!”

“Gue tau, Kia”

“Terserah lo deh.” Zaskia berlalu meninggalkan Bimo dan Dareen.

Dareen memegangi luka dibibirnya akibat pukulan Bimo. Setelah sekian lama, akhirnya Bimo kembali memukul orang, itupun karena seorang wanita.

“Jauhin dia!” tegas Bimo.

“Bukan urusan lo!” sahut Dareen.
Bimo berlalu meninggalkan Dareen disitu. Melihat kejadian barusan, Dareen menjadi semakin tertantang untuk mendapatkan Zaskia.

***

“Sorry banget ya, gara-gara gue lo jadi begini” Zaskia mengobati luka Dareen didalam mobil.

“It’s okay. Lupain aja.”

Suasana hening. Zaskia tak tau bagaimana cara membuka obrolan.

“Kia!”

“Hm”

Dareen menggenggam tangan Zaskia. “Gue tau ini mungkin terlalu cepat. Tapi, gak tau kenapa gue ngerasa nyaman dekat sama lo, disamping lo, berangkat sekolah bareng lo. Lo mau gak jadi pacar gue?” Dareen langsung pada tujuannya.

Zaskia terdiam. Dia mungkin sedang bersama Dareen, tapi pikirannya tidak. “Andai Bimo bisa kayak gini” ucap Zaskia dalam hati.

“Kia! Zaskia!” Dareen menggoyangkan tangan Zaskia untuk menyadarkannya dari lamunan.

“Iya, kenapa?”

“Lo mau gak jadi pacar gue?” Dareen mengulang pertanyaannya.

Zaskia melepaskan genggaman tangan Dareen darinya. “Kayaknya gue butuh waktu deh buat mikir.”

“Its okay. Lo gak perlu jawab sekarang, gue gak bakal maksa lo.”

Fat Girl and Skinny Boyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن