Nembak Duluan

96 10 0
                                    

Zaskia membuka jendela kamarnya. Udara pagi hari memang sangat ampuh untuh menghilangkan pikiran buruk tentang hal-hal yang akan terjadi pada hari ini. memandangi suasana rumah yang lengang membuatnya merasakan kedamaian yang luar biasa. Ini yang Zaskia inginkan sejak dulu, tanpa keributan, tanpa suara tangisan, dan tanpa suara barang-barang yang dilemparkan. Bayangan pertengkaran lima tahun lalu dirumah itu masih jelas dipikiran Zaskia. Yang dia tahu saat itu hanyalah ayah dan ibunya adalah orang tuanya. Itu saja.

“Kia, turun! Sarapannya udah siap, nanti keburu dingin.” Teriakan ibu terdengar sampai kekamar Zaskia. Sebenarnya tanpa perlu teriak Zaskia akan mendengar panggilan ibunya, karena ukuran rumah mereka tidak terlalu besar meskipun memiliki dua lantai.

“Iya, Bu. Zaskia bentar lagi turun."
Zaskia lagi siap-siap” setelah menyisir rambutnya, memakai lipbalm, dan sedikit bedak tabur, Zaskia turun untuk sarapan pagi bersama ibunya. Zaskia memang bukan tipikal cewek yang suka berdandan menor kesekolah. Baginya, sekolah itu untuk mencari ilmu bukan mencari pasangan, meskipun dia berharap menemukan pasangan disana.

“Ini susu buat kamu!” Ibu meletakkan susu coklat kesukaan Zaskia dihadapannya.

“Bu!” ucap Zaskia

“Hm” sahut ibu

“Zaskia nanti pulang telat,” Zaskia menyantap nasi putih dengan ayam goreng didepannya.

“Mau kemana?” tanya ibu dengan wajah santai.

“Kia sehabis pulang sekolah mau ketoko buku. Kia mau beli novel yang udah lama Kia pengen. Tenang aja, Kia gak minta uang tambahan kok, soalnya Kia beli pakai uang tabungan Kia.” Zaskia menjelaskan dengan rinci, dia tak ingin ibunya terbebani hanya karena keinginannya untuk membeli novel.

“Boleh. Kamu perginya sendiri?” sahut ibu sambil meneruskan aktivitas makannya.

“Nggak kok, Kia perginya bareng Bimo” ucap Zaskia.

“Oh, sama nak Bimo. Kalau sama nak Bimo, Ibu percaya. Kamu pinter milih pacar, udah ganteng, baik, orangnya ramah pula, suka bercanda.” Ucap Ibu.

“Temen bukan pacar, Bu.” Ucap Zaskia dengan wajah memelas.

“Pacar juga gak papa.” Ibu tersenyum senang karena berhasil membuat anak sematawayangnya itu salah tingkah.

Dari halaman rumah terdengar suara klakson motor.

“Zaskia! Zaskia! Zaskia!” teriak Bimo dengan nada seriosa.

“Kayaknya itu Bimo deh, Bu. Zaskia berangkat dulu ya?Assalamualaikum.” Zaskia mencium punggung tangan ibunya lalu melangkah meninggalkan ruang makan. Baru saja beberapa langkah, Zaskia menoleh kearah ibunya lagi dengan pandangan yang teduh.

“Kenapa, ada yang ketinggalan” tanya Ibu.

Zaskia menatap wajah ibunya lekat-lekat.”Makasih ya, Bu!” ucap Zaskia dengan nada lembut.

“Iya, sama-sama.” Jawab Ibu dengan senyum terbaiknya.

Zaskia keluar rumah sambil merapikan rambutnya. Rambut panjang berwarna hitam itu tak pernah sekalipun dia ikat. Rambut itu senantiasa digerai hingga membuat Bimo terpesona setiap pagi melihat keindahan ciptaan Tuhan itu.

“Selamat pagi, Kia.” Bimo yang sedang duduk diatas motornya memberikan senyum terbaiknya pada Zaskia.

“Pagi!” Zaskia tersenyum tipis.

“Hari ini cuaca cerah banget ya, udaranya juga segar banget gak kaya biasanya” ucap Bimo.

“Hm” sahut Zaskia dengan malas.

“Sepulang sekolah, kita jalan yuk!” ajak Bimo bersemangat.

“Kemana?” tanya Zaskia.

“Kemanapun yang lo mau. Lo yang milih tempatnya.”

“Oke. Pulang sekolah gue mau ke toko buku.” Sahut Zaskia

“Ngapain?”

“Gue mau beli martabak disana. Ya mau beli buku lah, itu aja harus dijelasin.” Jawab Zaskia ketus.

“Ya sorry, gue kan mau mastiin aja” lirih Bimo

“Hm. Mana helmnya?” Zaskia mengulurkan tangannya.

“Nih!”

Zaskia naik ke motor Bimo dengan memegang bahu cowok itu karena motornya lumayan tinggi. Sebelum menjalankan motornya, Bimo memandangi wajah Zaskia melalui kaca spion motornya. Menyadari dirinya diperhatikan, Zaskia langsung bertanya pada Bimo.

“Kenapa. Bedak gue ketebalan ya, atau lipbalm gue kebanyakan, atau rambut gue yang berantakan?” Zaskia memberikan banyak pertanyaan tanpa jeda sedikitpun.

“Nggak. Lo cantik hari ini,” Bimo tersenyum melihat Zaskia dari kaca spionnya.

Mendengar apa yang dikatakan Bimo, hati Zaskia jadi tak keruan, jantungnya seakan berdetak lebih cepat dari biasanya, dan pipinya terasa panas bahkan mungkin sudah memerah saat ini. Kata-kata sederhana, tapi bisa membuat Zaskia merasa bahwa dirinya sedang diistimewakan oleh seseorang.
“Apa gue yang ngomong duluan ya?” ucap Zaskia dalam hati.

Fat Girl and Skinny BoyWhere stories live. Discover now