Di Lapangan Futsal

110 9 0
                                    

Sepanjang perjalanan kelapangan futsal, Zaskia tak berhenti mengomel sendiri dengan pikirannya tentang Bimo. Sebenarnya, Bimo tak masuk sekolah beberapa hari bukanlah urusan Zaskia dan tidak merugikan dirinya sama sekali. Tapi kali ini Zaskia bertindak berlebihan seperti seorang kekasih yang tak diberi kabar berhari-hari oleh sang pacar, padahal Zaskia dan Bimo belum memiliki status pacaran.

Dari lapangan, Bimo yang sedang bermain bersama teman-temannya menyadari kehadiran Zaskia. Wanita itu terlihat seperti mencari seseorang yang sedang bermain dilapangan tempatnya bermain. Bimo berpikir bahwa Zaskia sedang mencarinya saat ini karena beberapa hari dirinya tak memberi kabar apapun pada wanita itu.

"Cari siapa neng" Bimo datang dari arah belakang Zaskia yang sedang sibuk mencari keberadaan Bimo dilapangan.

"Nyari temen" ucap Zaskia sambil terus memperhatikan satu persatu pemain dibelakang. Dia tidak ingin terlewatkan saat matanya mencari Bimo.

"Namanya Bimo ya?" ucap Bimo santai.

"Kok tau" Zaskia menoleh kearah belakang dan terkejut ketika melihat Bimo yang ada dibelakangnya dan berbicara dengannya sejak tadi.

"Hai!" ucap Bimo sambil melambaikan tangannya.

"Brengsek lo" Plak...Zaskia menampar Bimo dengan keras sampai semua orang memperhatikan mereka sekarang.

"Anj..."Bimo tak meneruskan kalimatnya sambil memegangi pipinya.

"Lo kenapa nampar gue sih, emang gue salah apa" tanya Bimo sambil meringis kesakitan.

"Ya lo nyebelin" ucap Zaskia.

"Bimo! Ada apa?" teriak Andri, teman futsalnya dari sudut lapangan.

"Gak papa, aman kok. Biasalah berantem orang pacaran, kaya gak pernah aja lo" teriak Bimo.

"Okelah kalau gitu. Hati-hati bro, biasanya cewek kalau lagi marah bisa lebih ngeri dari macan" teriak Andri sambil tertawa.

"Emang" ucap Bimo dengan suara berbisik.

"Apa lo bilang?" tanya Zaskia memastikan apa yang dia dengar.

"Lo cantik!" ucap Bimo santai. Dia tau betul jika menghadapi seorang wanita yang sedang marah tidaklah baik jika berdebat dengan mereka karena sudah dipastikan para pria akan selalu kalah meski dengan data dan fakta yang jelas.

"Lo ngapain kesini?" tanya Bimo.

"Gue..." Zaskia menghentikan perkataannya. Dia sendiripun bingung apa yang membawa dirinya sampai kesini.

"Wait,... tadi lo bilang lo nyariin gue. Lo kangen ya sama gue?" Bimo mencolek lengan Zaskia.

"Nggak, bukan gitu" Zaskia menyangkal.

"So?" Bimo menyeka keringat yang ada diwajahnya.

"Gue tau dari Ghea kalau lo lagi sakit, jadi sebagai manusia yang baik gue mau jenguk lo. Gue datengin rumah lo, kata nenek lo lo lagi main kesini. So, thats why I'm here now." Jelas Zaskia pada Bimo yang hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Zaskia.

"Cukup jelas, tapi kurang meyakinkan" Bimo mengelus-elus dagunya tanda kurang percaya.

"Ya udah kalau gak peercaya, gue mau balik" Zaskia membalikkan badan tetapi tangannya dipegang oleh Bimo yang membuat langkahnya terhenti.

"Kok balik sih. Lo kesini kan nyamperin gue, jadi lo baliknya biar gue yang anter" ucap Bimo sambil terus memegangi tangan Zaskia.

"Nggak usah, gue bisa balik sendiri" Zaskia mencoba melepaskan genggaman tangan Bimo namun percobaannya gagal.

"Yaudah sih, terima aja niat baik gue buat nganterin lo pulang. Sekalian kita mampir makan dulu, pasti lo laper kan?" ucap Bimo.

"Iya juga sih, gue emang laper banget" ucap Zaskia sambil memegangi perutnya. Zaskia memang tak pernah gengsi apalagi menolak ketika diajak makan oleh siapapun, itu merupakan hobi yang tak pernah bisa dia tolak.

"Gue parkir disana. Yuk,..." Bimo menarik tangan Zaskia kearah parkiran. Zaskia tak bisa melawan karena gengggaman tangan Bimo begitu kuat menggenggam tangannya.

Fat Girl and Skinny BoyWhere stories live. Discover now