Pengumuman Eskul - 19

85 5 0
                                    

"Minggu lalu kita sudah menyakali dan menerjemahkan, ya. Sekarang, Ustaz akan jelaskan materinya." Ustaz Ahmad mengambil spidol untuk dituliskan di papan tulis. "Al-Qur'anu lughotan: al-qiro-atun. Al-Qur'an secara bahasa berarti bacaan. Al-Qur'anu ishtilahan: al-kalamullah; kalam atau firman Allah, al-mu'jiz; yaitu mukjizat, al-munazzalu 'ala Muhammad biwashithotin Jibril; yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ...".

Santri kelas 10 ikhwan itu memerhatikan dengan seksama apa yang dijelaskan Ustaz Ahmad menggunakan bagan-bagan yang mudah di mengerti. Oleh karena itu, ada juga santri yang menyimak penjelasan Ustaz Ahmad sembari mencatatnya di buku.

Ustaz Ahmad, guru 'Ulumul Qur'an tersebut, mengajak santri-santrinya untuk menghapal pengertian Al-Qur'an dalam Bahasa Arab secara bersama-sama, setelah mereka semua usai menuliskan apa yang sudah beliau tuliskan di papan tulis.

Ustaz Ahmad merupakan ustaz favorit para santri, karena cara mengajarnya yang unik, menyenangkan, dan pengucapan Bahasa Arab yang fasihnya membuat para santri mudah memahami materi yang beliau sampaikan.

Setelah pelajaran Ustaz Ahmad selesai. Saat menyenangkan bagi para santri pun tiba, yaitu jam istirahat. Namun, rasa menyenangkan itu, tidak berlaku bagi Alvin dan Alpha yang kehilangan keceriaan yang dimiliki Ghani. Sudah sepuluh hari setelah MTP itu berlalu, tapi Ghani masih saja kelihatan berbeda. Setiap ditanyai pun, Ghani tidak pernah menjawabnya.

Wajar saja, jika Alvin dan Alpha, yang sudah lebih lama mengenal Ghani, khawatir kepadanya. Seseorang yang bersahaja, humoris, dan bersemangat untuk berubah menjadi lebih baik itu, mendadak menjadi sosok yang selalu ingin menyendiri dan suka menghindari obrolan.

"Enak aja, minta maaf. Kamu teh sengaja nginjek kaki Bima, kan! Suka iri aja sama kepinteran orang kamu mah," omel Putra yang berkawan sangat akrab dengan Bima.

"Emang gue gak sengaja!" protes Azhar, anak asrama; kamar nomor empat.

"Udahlah, biarin aja. Orang iri emang selalu ada aja," ucap Bima terkesan angkuh.

Azhar yang melihat sikap Bima yang seperti itu, tidak menggubris lagi. Sebab, perbincangannya tidak akan selesai-selesai jika meladeni orang yang selalu melangit.

Bima semakin menjadi-jadi setelah ia memenangkan lomba di acara MTP. Ia meraih juara pertama cerdas cermat, ranking satu, tahfidz, debat, dan dakwah. Apalagi, Putra begitu mendukungnya dalam keangkuhannya itu, Bima pun semakin merasa dilambungkan.

"Kita cari Ghani, yuk," ajak Alpha.

"Gak nyerah-nyerah lo! Hasilnya pasti bakal sama," balas Alvin tak bersemangat.

"Kita harus pantang menyerah, Vin! Ayo!"

Atas dorongan dari Alpha, mau tak mau, Alvin pun bangkit dari tempat duduknya dan beranjak dari kelas. Kebetulan sekali, perawakan Ghani masih terlihat oleh mereka, baru turun dari tangga. Diam-diam mereka pun mengikuti Ghani, hingga tiba di depan perpustakaan.

"Di perpustakaan mana boleh ribut, Pha," ujar Alvin.

"Kita ngomongnya pelan-pelan aja," balas Alpha meyakinkan.

Alvin menghela napas panjang. "Oke. Tapi, kalau kali ini gak berhasil lagi, gue mau kita udahan keponya."

"Yah, kok nyerah begitu?"

"Kita udah ikhtiar, Pha, dan selalu gak dapet hasilnya. Lebih baik, kita berdoa aja."

"Hmmm ... baiklah," balas Alpha berat menerimanya, karena rasa semangatnya masih berkobar.

Bukan Pesantren Biasa✓Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα