EXTRA PART 1 #TENTANG LANGIT

93.3K 7.5K 696
                                    


★ ★ ★

"Langit itu indah ya?"

"Iya. Buktinya dia punya senja dan bintang"

"Bukan. Bukan langit yang itu. Tapi Langit yang ku kenal. Langitku."

Langit Alfredo, laki-laki yang mempunyai dua kepribadian atau sering di kenal dengan sebutan alter ego? Langit yang baik, ceria, lucu, semua orang mengatakan nya polos menyerempet ke bego. 

Laki-laki bodoh mana yang rela mati demi gadis yang belum lama di kenal nya? Gadis yang awalnya dia benci setengah mati untuk alasan tertentu. Laki-laki bodoh mana yang rela mengorbankan dirinya demi gadis a.k.a Nalva agar tidak dibawa oleh laki-laki tempramental seperti Fardan? Itu semua dilakukan nya agar Nalva tidak kembali tersiksa dan Langit melakukan itu semua agar Nalva bisa kembali bersama laki-laki yang dicintainya yaitu Narendra.

Bagaimana perasaan Langit kepada Nalva? Tidak ada yang tahu.

Langit, apa kabar di sana?

Bicara tentang Langit, tidak cukup seribu kata untuk mendeskripsikan tentang nya.

Laki-laki yang bersikap kekanak-kanakan, bertingkah seperti anak kecil, laki-laki yang selalu mencari minyak telon ketika merasa perutnya sedang kembung. Sangat menggemaskan.

Entah bagaimana laki-laki polos itu bisa masuk ke dalam geng motor berbahaya seperti Morvesca.  Intinya dimulai dari pertemuan nya yang kurang mengenakkan dengan Hans sewaktu duduk di bangku sekolah menengah pertama.

"Mami jangan pulang dong, Langit takut disini muka gurunya galak kaya reog" Rengek Langit tidak ingin maminya itu meninggalkan nya di sekolah.

"Langit kamu ini udah SMP, jangan bertingkah seperti anak-anak dong, nanti banyak yang mengejek kamu" Ujar Diana, Mami Langit.

"Mami, Langit mau pulang aja liat tuh muka gurunya serem kaya bang Saleh" Ujar Langit tetap kekeuh ingin pulang.

"Tadi kaya reog sekarang kaya bang Saleh. Ada-ada aja kamu ini, udah ah mami pulang dulu, kamu cari temen yang baik jangan yang nakal-nakal ya sayang." Diana mengelus pucuk kepala Langit dan pergi meninggalkan laki-laki lucu itu.

"Mami jahat banget sih" Guman Langit. Langit itu bukan tipe anak yang cupu atau nerd tapi laki-laki itu lebih seperti anak-anak yang berumur tujuh tahun tepatnya polos dan kekanak-kanakan.

"Cupu banget, balik ke SD sana!" Ujar seorang laki-laki tinggi yang memiliki wajah sangar. Kelihatannya saja laki-laki ini pasti sangat kasar.

"Sok kenal banget sih" Sahut Langit.

Hans yang posisinya duduk di bangku panjang sambil memainkan mancis yang ada di tangannya pun menoleh sepenuhnya ke arah Langit.

"Dasar anak mami" Ejek Hans, lagi.

"Langit memang anak mami, masa anak kamu, emang kamu mau punya anak?" Tanya Langit sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Gak jelas, dasar bocah" Hans berbalik, malas meladeni orang seperti Langit.

"Kita seumuran, berani banget lo manggil gue bocah" Perkataan Langit membuat Hans memberhentikan langkah kakinya. Hans menoleh ke belakang, ada yang berbeda dari nada bicara Langit, pasalnya sewaktu berbicara dengan mami nya suara Langit terdengar ringan bahkan nada nya masih seperti anak-anak.

Tapi saat mengatakan kalimat barusan suara Langit mendadak menjadi berat sedikit serak.

Hans berbalik dan tersenyum miring. "Kita emang seumuran tapi bedanya sifat lo kaya bocah!" Hans merasa tertarik dengan laki-laki yang satu ini.

NARENDRAWhere stories live. Discover now