NARENDRA[15]

142K 14.5K 530
                                    


★ ★ ★


BUGH! BRAKK!

Pria dewasa berseragam serba hitam itu jatuh dengan kondisi yang memprihatinkan, sebelah kaki dengan tulang yang sudah patah dan wajah yang berlumuran darah.

Satu pria lagi maju, tidak menyerah sebelum anak majikan nya itu berhasil dia bawa kepada Liam— Ayah Narendra.

Pria itu hendak melayangkan bogeman tetapi pergelangan tangan nya langsung di kunci oleh Naren. "Lo pilih tangan lo atau kaki lo yang gue patahin?" Tanya Naren.

"ARGHH" Pekik pria berseragam hitam itu ketika Naren memelintir tangannya tiga ratus enam puluh derajat.

Naren kemudian menendang perut pria itu hingga terjatuh kembali di aspal. Naren itu kembali menginjak salah satu perut buncit pria yang umurnya jauh di atas nya dengan santai. "Bodoh" Guman Naren.

Narendra tidak akan puas sebelum mematahkan kedua kaki lawannya, itu sudah menjadi kebiasaan nya jika adu jatos dengan musuhnya.

KREKK! KREKK!

Naren beralih menginjak kaki salah satu pria itu kemudian menarik ujung kaki tersebut dengan tangannya hingga rasa sakit dan ngilu luar biasa di rasakan oleh pria tersebut.

" Orang tolol kaya lo gabakal bisa bawa gue, bodoh!" Maki Naren.

"Sampein ke tua bangka itu, gue ga bakal sudi hadir di pernikahan sialan nya itu!" Ujar Naren sebelum pergi meninggalkan dua pria yang sudah tepar di jalanan tersebut.

★ ★ ★

"Gimana, ada info?" Tanya Naren.

Saat ini Naren dan Raden berada di rooftop sekolah. Naren menghisap putung rokoknya dan menghembuskan asap rokoknya dengan santai.

"Semua bakal mudah kalo Galen udah ketemu" Ujar Raden. "Tapi masalahnya tu curut ga pernah keliatan lagi" Sambung nya.

"Ga ada tanda-tanda dari Volien?" Tanya Naren. Dia sudah mengambil Nalva tapi mengapa tidak ada pergerakan sama sekali dari Volien? Bahkan sama sekali tidak ada tanda-tanda mereka akan memunculkan diri.

"Gue yakin mereka pasti udah susun rencana baru Bang" Tebak Raden.

Naren mengangguk kan kepalanya sembari tersenyum miring. "Oke, bakal gue tunggu" Ujarnya.

"Dan soal adik Galen, gue belum tau siapa yang nyembunyiin dia, yang pasti ada salah satu anggota Morvesca ada main di belakang kita Bang" Tutur Raden. "Jangan sampe kejadian yang sama terulang lagi"

Naren menghisap rokoknya kemudian membuang puntungan rokok terakhir tersebut ke sembarang arah.

"Padahal udah gue peringati, tapi masih ada aja pecundang di Morvesca" Ujar Naren tajam tetapi tersirat nada kekecewaan di dalamnya.

"Untuk saat ini gue bakal ngawasin anggota Morvesca satu-satu, gue bakal kabarin secepatnya Bang" Kata Raden.

Naren mengangguk kemudian menepuk pundak Raden pelan, laki-laki itu berbalik dan berjalan meninggalkan rooftop.

"Dari mana bos?" Tanya Aji.

Naren hanya diam enggan menjawab membuat Aji mengelus dada.

Naren menatap datar anggota nya satu per satu, tidak ada yang mencurigakan dari teman-teman nya, Aji dan Candra yang cerewet dan selalu bertengkar satu sama lain, Elio yang kalem dan selalu berfikir dewasa, Yansen yang terkadang konyol tetapi terkadang juga pendiam karena laki-laki itu sangat moodyan, Artan yang jarang berbicara, dan Saka yang dingin dan tidak tersentuh.

NARENDRAWhere stories live. Discover now