NARENDRA[17]

135K 14.5K 874
                                    


★ ★ ★

Nalva dan Naren tertidur di sofa dengan posisi berpelukan. Awalnya mereka hanya sibuk sendiri seperti Naren yang bermain game dan Nalva yang menonton sinetron di televisi, tapi karena sudah larut Nava tertidur di bahu Naren, melihat itu Naren merebahkan dirinya di sofa dan menjadikan Nalva sebagai gulingnya.

Tepat pukul setengah tujuh pagi, Nalva membuka matanya. Betapa beruntungnya, hal yang pertama dia lihat setelah membuka mata adalah wajah damai Narendra.

Deru nafas laki-laki itu sangat teratur, Nalva masih setia mengamati setiap lekuk wajah Naren. Rahang yang tajam, hidung yang mancung, alis yang tebal benar-benar definisi sempurna bagi Nalva.

"Ganteng banget" Guman gadis itu.

"Sadar juga lo, kalo gue ganteng" Balas Naren dengan suara seraknya tapi masih dengan mata tertutup.

Nalva sebenernya sudah menyadari jika Naren sudah bangun, dengan sengaja gadis itu menyentuh rahang milik Naren. Sejak pertama bertemu hal yang pertama menarik perhatian Nalva adalah rahang tegas milik cowok itu.

"Aku boleh nanya?" Izin Nalva.

"Hm"

"Kamu gak malu punya pacar kaya aku?"

"Malu" Jawab Naren.

Nalva diam, dia sudah menduga Naren akan menjawab demikian.

Naren membuka matanya melihat Nalva yang terdiam laki-laki itu tersenyum jahil. "Bercanda, sayang"

"Kalo malu, udah gue buang lo ke kandang buaya" Sambungnya.

Nalva sedikit mendongak untuk melihat wajah Naren, posisi mereka tidak berubah sama sekali, masih dalam posisi Naren yang memeluk Nalva.

"Tapi kita itu kaya langit dan bumi, jauh banget" Ujar Nalva.

"Siapa bilang? Ini aja kita lagi deketan" Balas Naren.

"Maksudnya— "

"WOII BOS ASSALAMUALAIKUM YUHUU"

Spontan Nava langsung melepaskan pelukannya Naren dan langsung berdiri, tapi naas jari kelingking gadis itu terpentok kaki meja membuatnya mengaduh kesakitan.

"Aww shh"

Naren yang melihat itu langsung bangkit dan menarik Nalva untuk duduk kembali, laki-laki itu kemudian meniup kelingking Nalva entah supaya apa. Laki-laki itu ikutan panik jadinya.

"LOH KOK ADA DEDE NAVA?" Yap, pemilik suara itu adalah Candra.

Candra berdiri dengan menganting dua kantung kresek berisi ciki untuk cemilan nya saat bermain game nanti.

Aji muncul di belakang Candra disusul oleh Yansen, Elio, Artan, Langit, dan Hans. Saka? Entah kemana.

"kok lo pake baju nya Naren?" Tanya Yansen menunjuk Nalva.

"Jangan-jangan— "

"Berisik!" Sergah Naren. "Gara-gara lo semua kaki Nava jadi kepentok, anjing!" Maki Naren pada ke tujuh temannya itu.

"Kepentok anjing?" Tanya Langit bingung."Emang disini ada anjing?" Bisik Langit pada Hans, tapi masih bisa didengar oleh mereka semua

"Ada, tuh" Tunjuk Hans pada Candra.

"Bang Candra, anjing?" Tanya Langit dengan wajah bingung dengan kepolosan yang hakiki.

"Iya, anjing" Daripada tekanan darah Candra naik di sini kan tidak lucu, jadi lebih baik laki-laki itu mengiyakan saja agar tidak terjadi kontroversi pada dirinya dan anak TK bernama Langit itu

NARENDRAWhere stories live. Discover now