NARENDRA[35]

137K 13.4K 0
                                    


°°°

"Sejak kapan kamu disini?" Tanya Nalva heran.

"Sejak tadi" Jawab Naren.

"Terus kak Artan?" Nalva melihat ke arah pintu yang tertutup rapat.

"Udah pulang"

Nalva mengangguk. Setelahnya gadis itu menatap Naren sendu. "Terimakasih" Ujar gadis itu tiba-tiba.

"Buat?" Naren mengerutkan keningnya karena tidak mengerti apa makna dari kata terima kasih yang di ucapkan oleh Nalva.

"Setelah melihat kamu, ketakutan aku hilang gitu aja" Jawab Nalva.

Nalva tersenyum, hatinya tenang bila di dekat Naren, rasanya sangat nyaman dan aman bila berada di dekat orang yang kita cintai.

"Kenapa gitu?" Tanya Naren.

"Aku juga gak tau," Jawab Nalva. "Aku senang kamu ada disini" Gadis itu terus menatap Naren tanpa kau melepaskan pandangan nya.

"Tadi Artan juga ada disini" Naren berbicara dengan nada kesal. Rasanya tidak rela melihat Nalva berdekatan dengan laki-laki lain.

"Dia cuman nemenin aku, kok" Balas Nalva.

"Tapi gue gak suka."

Nalva diam sebentar. "Tapi, waktu aku ketakutan tadi, kamu gak ada, jadinya kak Artan yang nemenin aku" Nalva tidak membela diri, tetapi itulah kenyataannya.

Kali ini Naren yang terdiam. Dia memang salah. Dia memang bodoh dan dia memang penyebab Nalva menjadi seperti ini.

"Maaf" Kata itu sangat jarang Naren ucapkan, tetapi saat ini laki-laki itu dengan mudah mengeluarkan kata maaf untuk Nalva.

Naren tidak ingin kehilangan lagi, dia takut. Naren akan menjaga Nalva sebelum dia menyesal. Naren akan berterimakasih kepada Artan nanti karena telah membantu Naren menyadari perasaan nya. Jika Nalva sempat pergi dari hidup nya sebelum dia menyadari nya maka Naren tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Jadi, sebelum penyesalan itu datang lagi, Naren tidak akan menyakiti Nalva lagi. Naren cinta Nalva.

"Aku maafin, aku kan baik" Kata Nalva, usil.

"Iya, lo baik"

Nalva tersenyum singkat. Nalva melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam yang artinya mereka belum makan sama sekali dari tadi siang.

"Gue laper"

Belum sempat Nalva bertanya mau di masakin apa, Naren sudah lebih dulu mengeluh lapar kepadanya.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Nalva.

"Terserah" Jawab Naren. Perutnya sudah sangat lapar,  laki-laki itu tidak sempat lagi berpikir makanan apa yang cocok dimakannya untuk malam ini.

"Kaya cewe aja, jawabnya terserah" Ejek Nalva.

"Terserah" Balas Naren lagi.

Nalva tertawa ringan kemudian berdiri, Nalva berjalan menuju dapur. Gadis itu berniat memasak tempe sambel dan tauge.

Setelah beberapa waktu berkutik dengan alat-alat dapur akhirnya masakan sederhana itu tersusun di atas meja.

"Kak, ayo makan" Nalva memunculkan kepalanya di balik pintu dapur untuk memanggil Naren.

Naren mengangguk dan meletakkan handphone nya di atas meja. Laki-laki itu bisa mencium aroma masakan Nalva saat sedang berjalan ke arah dapur.

Naren menatap beberapa hidangan makanan yang tersaji. Sepertinya enak. Sudah lama Naren tidak memakan masakan rumahan seperti ini, terakhir kali saat dia masih tinggal di rumahnya dan di masakin oleh Nunung.

NARENDRAWhere stories live. Discover now