NARENDRA[27]

128K 13K 314
                                    

★ ★ ★

"Lo homeschooling aja, ntar biar gue yang ngomongin sama mamah" Tutur Saka, melihat kondisi kehamilan Liona yang semakin rentan membuat Saka khawatir.

"Homeschooling kan mahal, lagipula gue gak mau nambah beban pikiran mamah lo" Balas Liona tidak enak hati.

"Harta mamah gue gak akan habis buat nyekolahin lo doang, lagian gue gak mau punya anak ntar mak nya tolol kaya lo" Kata Saka, entah sejak kapan laki-laki itu mulai cerewet, padahal selama ini ngomong sepatah kata saja dia enggan jika itu tidak penting.

Liona menggerutu kesal, selalu saja Saka begitu, berbicara kasar tanpa perduli perasaannya, tidak ada lembut—lembut nya sama sekali.

Teringat akan mamah Saka yang sempat masuk rumah sakit Liona berdehem dan menatap Saka serius. "K—keadaan mamah Unna gimana?" Tanya Liona.

Saka terdiam sebentar. "Udah lebih baik dari kemarin" Jawabnya.

Liona bernafas lega, bagaimana pun Unna adalah ibu mertua nya, meskipun masih jarang bertemu tetapi Liona yakin Unna adalah ibu mertua yang baik. Jujur Liona terkadang sampai overtingking karena takut dia mendapat ibu mertua seperti di film-film yang sangat kejam dan suka membentak menantunya. Gadis itu sampai bergidik di buatnya.

Saka melihat Liona yang terlihat bingung dengan tugas matematika nya. Mereka berdua sedari tadi berada di ruang keluarga dengan Liona yang belajar dengan posisi duduk di lantai dan Saka duduk di sofa.

Saka turun dari sofa dan duduk di samping Liona. "Lo tuh emang bego ya? Gini aja ga paham" Komentar Saka membuat Liona mengangkat bibir atasnya kesal.

"Bukan gak paham, tapi gak ngerti" Balas gadis itu.

Saka memutar bola matanya malas, percuma berbicara dengan gadis di sampingnya ini. Itu hanya akan membuatnya kesal.

Saka mengambil alih buku latihan yang ada di depan Liona dan merebut pena yang ada di genggaman wanita itu.

"Padahal pelajaran logaritma itu paling mudah dalam matematika" Ujar Saka sombong. Padahal di depan teman-temannya Saka tidak pernah berbicara seperti itu.

"Matamu paling mudah" Balas Liona tak terima. "Matematika gak pernah nyambung di otak gue" Sambungnya.

"Emang lo punya otak?"

Bug!

"Sakit Ona" Saka mengelus lengan nya yang barusan di pukul oleh Liona. Siapa suruh buat bumil kesal?

"Pergi lo! Jangan ganggu gue" Usir Liona.

"Padahal gue mau ngerjain tugas lo, biar lo gak perlu capek-capek mikir. Gue gak mau anak gue ikutan capek" Kata Saka. Laki-laki itu memasang wajah kecewa kemudian mengambil ancang-ancang untuk berdiri.

Liona tampak berfikir kemudian menahan lengan Saka. "Ehehehe, sebagai calon ayah yang baik, lo harus kerjain tugas gue ini ya? Yaudah kalau gitu gue ke kamar dulu, kepala gue tiba-tiba pusing banget. Duhh pusing banget." Liona berdiri dan memegangi perutnya seolah wanita itu benar-benar kelelahan dan merasa pusing.

Saka menganga melihat perubahan Liona. Dasar bumil aneh, pikirnya.

Saka pun tersenyum tipis kemudian mengerjakan tugas Liona dengan senang hati, laki-laki itu bisa mengerjakan nya dalam waktu lima belas menit. Sedari tadi saka memang sudah melihat gerak-gerik Liona yang sama sekali tidak mengerti dengan tugas matematika nya itu. Jadi daripada Liona setress gara-gara matematika lebih baik laki-laki itu yang mengerjakan nya, lagipula logaritma itu sangat mudah bagi Saka.

Saka bahagia. Itu terlihat dari perubahan sikap Saka akhir-akhir ini, laki-laki itu menjadi banyak berbicara tetapi hanya pada Liona tidak untuk teman-teman nya. Meskipun Saka terkadang terpikir akan mamahnya yang belum sembuh sepenuhnya tetapi Liona bisa membuat Saka lupa akan masalahnya.

NARENDRAWhere stories live. Discover now