NARENDRA[16]

138K 16K 807
                                    


★ ★ ★

Butiran hujan berlomba-lomba untuk jatuh ke permukaan bumi, bersamaan dengan petir dan kilat yang saling bersahut-sahutan. Itulah kondisi kota Bandung saat ini.

Nalva berdiri di depan supermarket sudah hampir setengah jam, tidak ada tanda-tanda hujan akan reda. Gadis itu mengusap kedua telapak tangannya karena hawa nya mulai dingin, wajar saja ini sudah sore.

Gadis itu menjulurkan tangannya untuk merasakan butiran hujan yang lumayan deras, sepertinya hujan tidak akan berhenti dalam waktu singkat. Terpaksa lah gadis itu menunggu.

"Apa aku telepon kak Naren aja ya?" Monolog Nalva.

"Gak usah deh, nanti ngerepotin" Nalva mengurungkan niatnya untuk menelfon Naren. Tidak mungkin gadis itu menyuruh Naren untuk menjemput nya di tengah hujan deras seperti ini.

Sepersekian detik handphone Nalva berdering, gadis itu melihat nama Naren di layar ponselnya. Tanpa berfikir Nalva langsung menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponselnya ke telinganya.

"Halo" Sapa Nalva.

"Lo dimana?" Tanya Naren. Suaranya tidak terdengar jelas karena hujan yang berisik. Untung saja Nalva tidak budek-budek amat.

"Ini, di supermarket kak" Jawab Nalva dengan suara lantang, bahkan ada beberapa orang yang ikut berteduh menoleh ke arahnya.

Nalva yang menyadarinya hanya tersenyum lalu menundukkan kepalanya sekali.

"Supermarket mana?" Tanya Naren.

"Yang di jalan pintu air" Jawab Nalva.

Diseberang sana Naren mengerutkan keningnya, supermarket itu lumayan jauh dari rumah Nalva. Naren berdecak kesal, masalahnya diluar sedang hujan deras, bagaimana gadis itu pulang?

"Ck, tunggu di sana!" Perintah Naren.

"Ngapain?"

"Tunggu di sana, gue jemput!"

"Eh gak usah kak, bentar lagi reda kok" Nalva menolak karena tidak ingin merepotkan Naren.

"Bacot, lo mau disitu semaleman?"

"Tapi— "

"Gue bilang tunggu disitu, ga usah bantah!"

Setelah mengatakan itu Naren langsung memutuskan teleponnya. Nalva menatap kedepan, Naren itu spesies apasih? Mengapa mudah sekali berubah? Nalva benar-benar bingung dengan sifat Naren.

Motor besar berhenti di depan supermarket, sepertinya Nalva kenal motor ini. Siapa lagi pemilik motor ini kalau bukan Naren?

Naren berjalan menghampiri Nalva sambil membuka jaketnya, membuat baju hitam yang dikenakannya basah karena hujan.

"Nih pake" Naren menyerahkan jaket berlambang Morvesca tersebut kepada Nalva.

"Terus kakak pake apa?"

"Pake baju"

"Tapi nanti baju kamu basah"

"Mata lo buta? Ini udah basah" Sentak Naren.

"Ya makanya kamu aja yang pake jaketnya" Kekeuh Nalva.

"Gue gak mau lo sakit!"

Nalva diam.

"Buruan pake jaketnya, sebelum gue tinggalin lo disini! Mau lo berdiri disini sampe malem?" Tanya Naren tajam.

Nalva menggeleng kan kepalanya kemudian dengan cepat gadis itu memakaikan jaket milik Naren ke tubuhnya.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang