NARENDRA[24]

127K 13.8K 692
                                    


°°°

"Maaf"

"Kita lebih butuh penjelasan lo, daripada permintaan maaf lo" Balas Yansen sambil menatap seseorang yang sedang berdiri di tengah perkumpulan anggota Morvesca itu.

Sepulang dari pemakaman Langit, anggota Morvesca memutuskan untuk berkumpul di Posca, semua anggota hadir tanpa terkecuali.

Nalva juga tadi hadir di permakaman Langit, tetapi gadis itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Naren. Nalva pulang di antar oleh Artan karena hanya laki-laki itu yang mau berbicara dengannya. Artan juga menyuruh Loren untuk menemani Nalva karena laki-laki itu tau saat ini Nalva sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Naren hanya diam tanpa berniat berbicara, laki-laki itu hanya duduk sambil menyilang kan tangannya di depan dada sembari menunggu penjelasan Saka.

"Kejadiannya sebelum nyokap gue masuk rumah sakit, itu kejadian yang gak di sengaja yang buat gue harus ngerusak Liona. Kita nikah setelah Liona hamil 3 Minggu, gue benar-benar minta maaf, gara-gara gue Galen ngebunuh Keysa sebagai bentuk balas dendamnya dan sekarang Langit juga pergi, semuanya salah gue. Maaf" Seumur hidupnya itu adalah kalimat terpanjang yang pernah keluar dari mulut Saka. Candra saja hampir menganga di buatnya.

"Kenapa lo gak cerita sih? Kalo lo cerita semuanya gak bakal kek gini kejadian nya!" Balas Aji tak terima.

"Liona gak mau kabar kehamilan nya di ketahui orang-orang, dia udah cukup trauma karena ulah gue, dia juga di usir sama orangtuanya, dan Galen juga jadi buronan, mentalnya gak baik-baik aja, gue gak bisa nambah penderitaan dia lagi Ji, itu bisa berpengaruh buruk buat calon anak gue" Jawab Saka.

"Sekarang terserah lo, lo mau bunuh gue sekalipun gue gak masalah Ren, tapi gue mohon jangan pernah sentuh Liona dan calon anak gue" Ucap Saka pasrah, laki-laki itu juga tidak sanggup hidup dengan rasa bersalah yang terus menghantuinya, menghancurkan Morvesca, kematian Keysa, kesengsaraan hidup Nalva, dan kematian Langit, itu semua kesalahan nya.

Naren berdiri dan melayangkan satu bogeman ke wajah Saka. Laki-laki itu tersungkur ke belakang akibat bogeman tersebut.

Saka tidak melawan sama sekali, dia sudah pasrah jika memang hidupnya harus berakhir hari ini.

"Kalau lo mati, terus siapa yang ngurus istri dan anak lo bego!" Cecar Naren. "Jadi laki-laki jangan lemah! Lo udah mau jadi bapak kalau lo lupa" Bentakan Naren membuat Saka mendongak, menatap manik mata Naren dalam.

"Ini semua takdir, gak ada yang bisa di salahin. Garis kematian, dan jalan hidup seseorang itu semua udah di atur" Naren berucap demikian meskipun tak urung dirinya juga sering di selimuti rasa bersalah.

"Bangun lo!" Perintah Naren, laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk membantu Saka berdiri.

Naren hanya tidak ingin kehilangan anggota nya lagi, Saka adalah salah satu sahabat baiknya, meski laki-laki itu kecewa pada Saka, dan pada keadaan.

"Thanks Ren, gue bener-bener minta maaf" Ucap Saka tulus.

"Berarti sebentar lagi, Morvesca bakal punya keponakan dong" Tutur Candra membuat ketegangan seolah menghilang, laki-laki itu selau punya cara untuk mencairkan suasana. Seperti sekarang Candra sedang tersenyum lebar seolah tidak sabar menunggu kelahiran anak Saka.

"Masih lama bego!" Balas Aji.

"Bodo amat, yang penting anak Saka harus gue yang ngasih nama!" Kata Candra semangat.

"Emang lo bapak nya?" Tanya Yansen.

"Kalau bisa jadi bapak kedua sih gak papa"

"Gue gedik juga pala lo" Sahut Aji, laki-laki itu ingin sekali menggeplak kepala Candra tetapi dia masih kesulitan untuk berdiri karena kakinya masih dalam proses penyembuhan.

NARENDRAWhere stories live. Discover now