NARENDRA[7]

162K 16.1K 1.4K
                                    


★ ★ ★

Nalva berjalan mengelilingi Posca mengamati setiap sudut markas milik Morvesca tersebut. Sebenarnya ada niat untuk kabur tapi gadis itu tidak mempunyai nyali, membayangkan kepala nya akan di penggal oleh Naren nanti membuatnya bergidik ngeri.

Lagipula ada beberapa anggota Morvesca yang masih ada di Posca, Langit salah satunya. Tadi Naren sempat menyuruh langit dan Hans untuk mengawasi Nalva.

Nalva menghampiri Langit yang sedang bermain game, laki-laki itu tampak terganggu dengan kehadiran Nalva, pasalnya Langit sempat melirik Nalva dengan malas.

"Em.. Aku boleh nanya?" Tanya Nalva ragu.

Langit berdehem, lalu mengangguk. "Apa?" Tanya Langit cepat.

"Nama kamu siapa?" Tanya gadis itu.

"Langit"

Nalva mengangguk pelan. "Orang yang ganteng tadi namanya siapa?" Tanya nya lagi.

"Yang mana?" Tanya langit tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Yang muka nya galak, tapi ganteng" Kata Nalva semangat.

"Oh.. Bang Naren" Jawab Langit. Laki-laki itu mematikan ponselnya kemudian menatap Nalva datar. "Kenapa?" Tanya laki-laki itu..

"Aku ada salah ya? Kok kamu kaya ga suka sama aku?" Tanya Nalva polos.

"Iya, aku ga suka sama kamu!" Ujar Langit cepat membuat Nalva sedikit terkejut.

"Kenapa?" Tanya Nalva penasaran.

"Soalnya kamu pacarnya Fardan!"

Nalva mengerutkan keningnya, dia bingung, tidak mengerti dengan maksud dari laki-laki ini.

"Memang kak Fardan kenapa?"

"Kamu tuh banyak tanya ya?" Ujar Langit kesal.

Nalva melengkung kan bibirnya kebawah.

"Kan tadi aku udah izin buat nanya" Kata Nalva pelan.

"Ya kamu nanya nya kebanyakan! Kan aku jadi kesel!" Sahut Langit, laki-laki itu terus menatap Nalva dengan tatapan tidak suka.

Nalva menundukkan kepalanya."Iya deh maaf"

Hans melihat pertikaian antara Langit dan Nalva hanya menggeleng kan kepalanya, sekarang mereka berdua terlihat seperti dua anak kecil yang sedang berdebat.

"Aku boleh nanya lagi?" Tanya Nalva lagi.

"Kok kamu nanya terus sih?" Tanya Langit semakin kesal.

"Terakhir deh!" Nalva mengerjap-ngerjapkan matanya seperti anak kecil yang ingin meminta permen.

"Hm" Jawab Langit.

"Aku boleh pulang ga? Pasti sekarang nenek khawatir, soalnya tadi dia suruh aku membeli bahan-bahan untuk membuat donat supaya bisa di jual besok" Nalva memilin bajunya berharap dia bisa pulang dengan bantuan Langit, seperti nya Langit orang yang baik, ya meskipun dari tadi Langit menatapnya dengan sinis.

"Ga bisa! Nanti aku di marahin bang Naren" Jawab Langit cepat.

"Yah.. terus nenek gimana? Kalo kamu mau nganterin aku, aku janji aku bakal kasih kamu donat gratis!" Tawaran Nalva sepertinya menarik perhatian Langit.

Langit melirik Hans di yang berdiri beberapa meter dari mereka. Hans menggeleng kan kepalanya menandakan Langit tidak boleh menerima tawaran Nalva.

"Kata Hans ga boleh" Langit menunjuk Hans yang berdiri sambil memegang handphone nya.

Nalva menoleh ke arah Hans, Nalva meringis pelan. Jika dengan Langit Nalva masih berani untuk mengajak nya berbicara tapi tidak dengan Hans, laki-laki itu menyeramkan sama seperti orang ganteng yang tadi. Siapa mamanya? Ah Naren.

NARENDRAWhere stories live. Discover now