NARENDRA[31]

131K 13.1K 402
                                    

★ ★ ★

"Apa lo liat-liat?" Loren berkata tanpa mengeluarkan suara. Tiara yang melihat pergerakan bibir Loren pun membalasnya dengan tatapan sinis.

"Lo yang apa?" Balas Tiara dengan suara kecil agar pak Dodo tidak mendengarnya.

"Heh! Kalian ini ya gak ada habis-habisnya!" Pak Dodo berkata setelah memukul meja dengan penggaris kayunya.

"Dia duluan nih pak" Adu Loren.

"Enak aja lo! Orang lo duluan yang ngajak ribut" Balas Tiara tidak terima.

"UDAH CUKUP!" Pak Dodo memukul meja sekali lagi membuat kedua gadis itu spontan menunduk.

"Masalahnya apa sih?" Tanya pak Dodo masih mencoba bersabar.

"Dia duluan pak" Kata Tiara membuat pak Dodo mengelus dada sabar.

"Apaan sih? Lo duluan tuh yang nyenggol Nalva!"

"Loh dia aja gak marah, kok lo yang sewot sih?"

"Dia temen gue!"

"Ya masalah nya sama lo apa?"

Sena dan Via tidak berani ikut dalam perdebatan kedua gadis itu. Sedangkan pak Dodo sudah memijat kepalanya yang mulai pusing dan berdengung akibat kebisingan ini.

Sedangkan UKS SMA GHARATHAMA, Nalva meringis pelan ketika bibirnya di beri obat merah oleh Naren.

Nalva mati-matian tidak merintih saat Naren menekan luka bibirnya untuk di olesi obat tersebut.

"Kalau sakit tuh ngomong, jangan diem aja" Sindir Naren ketika mimik wajah Nalva tidak dapat lagi menahan perih akibat luka di bibirnya.

"Gimana mau ngomong, muka kamu aja serem gitu" Guman Nalva pelan. Memang sepanjang Naren mengobati luka Nalva, laki-laki itu hanya memasang wajah datar. Tidak ada ekspresi sama sekali.

Naren dengan sengaja menekan luka Nalva dengan sedikit kasar. "Aduh! Sakit tau" Nalva menjauhkan tangan Naren dari depan wajahnya.

"Udah tau sakit, ngapain pake acara berantem-berantem segala?" Tanya Naren menginterogasi.

"Dia duluan" Balas Nalva.

Naren diam. Laki-laki itu juga tau bagaimana sikap Tiara selama ini kepada Nalva. Tiara kesal dan tidak terima karena Nalva menggantikan posisi Keysa— sahabatnya secepat itu. Tidak masuk akal menurutnya.

Naren tidak membalas lagi. Laki-laki itu malah sibuk mencari karet untuk mengikat rambut Nalva. Luka cakaran di leher gadis itu sama sekali belum di obati.

Setelah menemukan karet gelang tersebut, Naren perlahan mengikat rambut Nalva kebelakang agar lebih mudah untuk mengobati luka di leher gadis itu.

Naren meneguk air liurnya ketika wajahnya berhadapan langsung dengan leher jenjang Nalva. Sangat bersih dan mulus.

Naren menggeleng kan kepalanya pelan untuk menghapus pikiran kotor yang ada di otak nya. Dengan telaten Naren memberikan obat merah pada luka bekas cakaran tersebut.

Setelah beres laki-laki itu duduk tepat di depan Nalva. "Lain kali, gak usah berantem-berantem lagi. Tiara biar gue yang urus" Ujar Naren.

"Kamu mau apain kak Tiara?" Tanya Nalva ketika Naren beranjak dari tempat duduknya.

Naren hanya diam tanpa menghiraukan pertanyaan Nalva. Naren mengambil uang lima ribu pemberian Aji dari sakunya dan meletakkan nya pada tangan kanan Nalva.

Setelah memberikan uang tersebut, Naren pergi keluar UKS tanpa mengatakan apa-apa.

"Kalau kalian berantem-berantem lagi.."Pak Dodo menggantung kan kalimatnya. "Saya bakal buat surat panggilan orang tua" Ancam guru BK tersebut.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang