TRAVIS 14

613 82 8
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Kaluna mengayunkan kakinya sambil terus menonton kelima sahabatnya yang sedang bermain basket didepan sana. Katanya selagi semua guru sedang rapat untuk ujian kelas akhir, jadi semua siswa kelas 12 di bebaskan.

Dan jadilah disini mereka, mengakuisisi lapangan indoor agar mereka leluasa bermain basket. Hingga tak ada satupun siswa yang ikut bermain disana karena kehadiran mereka.

Mereka berlima menikmati permainannya, tapi tidak dengan Kaluna. Dia sudah bosan duduk di pinggir lapangan hanya menonton mereka berlari dan berebut bola. Tapi jika dia kembali ke kelas, dirinya akan semakin bosan.

Yasudah, lebih baik menonton mereka berlima saja.

"WUHUUUU!! GUE MASUK LAGI!!" Seisi lapangan dipenuhi oleh teriakan Travis yang senang kembali mencetak angka. Dia tak perduli dengan keringat yang menetes di pelipisnya, yang penting senang.

"Lo ketinggian, udah setara sama ring basket tuh." Celetuk Kyle yang sudah berkacak pinggang mengatur napasnya.

"Lo aja yang pendek!"

Travis tertawa, kembali mengambil bola basket dan memantulkannya ke lantai. Langsung saja Justin menghalangi langkahnya, lebih tepatnya menahan tubuh Travis. Ia menggelitiki perut Travis hingga dia tiduran di lantai sambil tertawa keras.

Tak hanya Justin, John, Kyle dan Sam ikut dalam aksi itu. Bahkan mereka saling menyerang satu sama lainnya, membuat seisi lapangan di penuhi tawa mereka.

"Gini cara kalian main?"

Mereka berlima terhenti, beralih menatap seseorang yang kini memantulkan bola basket. Serentak, mereka berdiri dan menegakkan badannya, memasang wajah serius dan tak senang dengan kehadirannya.

"Gue bakal ajarin kalian gimana cara main basket yang benar. Gimana kalau gue tanding?" Nolan menaikkan sebelah alisnya, lalu menatap Travis yang berdiri di samping John.

"Kalau gue tanding sama lo, gimana?"

Si wajah poker, Travis sudah menatap Nolan dengan tajam. Ia melirik kearah Kaluna yang kebingungan di pinggir lapangan sana.

"Oke."

Nolan menyeringai "Kita taruhan. Kalau gue menang, gue boleh ke kantin seminggu berdua sama Kaluna."

Shit!

"Woi! Kaluna bukan barang taruhan!" John sudah bersiap ingin meninju wajah Nolan, tapi dengan cepat tertahan oleh Justin.

"Loh? Gue cuma mau makan berdua bareng dia, masalahnya dimana?"

"Masalahnya di lo, bangsat! Kaluna terlalu mahal buat dijadiin barang taruhan. Kalau siti yang lo jadiin taruhan gue nggak masalah, Travis bahkan langsung ngalah." Cecar Justin.

"Atau gue kasih salah satu koleksi cewek gue, ya? Asal bukan Kaluna." Kyle memberi tatapan merendah pada Nolan, membuat objek yang di tatapnya membasahi bibir karena menahan emosi.

Nolan terkekeh, dia menatap kearah Kaluna yang masih duduk di pinggir sana. Dia yakin, gadis itu tidak mendengar percakapan mereka darisana.

"Kalian semua naksir sama Kaluna? Waw, keren." Ia melangkahkan kakinya mendekati, menyamai posisinya dengan Travis.

"Kalian suka tubuh Kaluna bagian mana? Kalau gue bagian dadanya." Bisiknya pada Travis, di akhiri dengan senyuman meremehkan.

Darah Travis mendidih, dia murka. Tanpa berpikir panjang, ia langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi pada wajah Nolan. Tentu saja itu mengundang keterkejutan semua orang, tak terkecuali Kaluna.

TRAVIS • watanabe haruto (END) Where stories live. Discover now