TRAVIS 2

1.1K 139 3
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Kaluna yang sudah berganti seragam menjadi seragam olahraga, langsung bergegas menuju lapangan indoor. Sebelum itu, dia sudah meletakkan seragamnya didalam tas. Ditengah perjalanan, dia menghela napasnya karena melihat tali sepatu yang belum ia ikat dengan benar.

"Ck, pake lepas segala lagi." Rutuknya, namun tak urung berjongkok dan mengikatnya dengan cepat.

Baru saja selesai mengikat, seseorang dengan sengaja menendang punggungnya hingga dia terdorong kedepan. Kaluna yang awalnya berjongkok dilantai, akhirnya mengangkat kepala untuk melihat siapa pelakunya.

Dilihatnya Adena dan Eri yang berjalan melewatinya, dengan senyum mengejek yang terlihat jelas. Tak ingin ambil pusing, dia mengabaikan mereka karena waktu semakin sedikit.

Dengan segera, dia berlari kecil menuju kerumunan siswa kelasnya yang sudah berbaris rapih. Ada Travis, Kyle dan Sam yang berada di barisan belakang, sengaja untuk menunggu Kaluna.

Travis menatap tajam gadis itu dibarisannya, seakan-akan marah karena Kaluna datang terlambat. Tapi gadis itu hanya menyunggingkan senyum tipis, memberi isyarat jika dirinya tidak apa-apa.

"Kaluna!"

Kaluna yang disebut akhirnya menegakkan badannya "Iya, pak."

"Lari keliling lapangan 3 kali."

"Iya, pak." Kaluna langsung menjalankan perintah dari guru olahraganya. Untung saja lapangan basket indoor tidak seluas lapangan outdoor, atau dia akan pingsan karena kepanasan.

Sementara Kaluna menyelesaikan hukumannya, siswa lainnya melakukan pemanasan yang di pimpin oleh Kyle. Kaluna menyelesaikan hukumannya tepat setelah pemanasan selesai.

"Oke, hari ini kita akan bermain bebas. Kalian boleh bermain basket, bulutangkis, voly dan yang lainnya, kecuali ke kantin. Paham?!"

"Paham, pak."

"Pertemuan selanjutnya kita akan belajar tentang bola kecil. Jadi, untuk sekarang kalian bebas."

"Iya, pak."

Kaluna yang sudah kelelahan akhirnya duduk begitu saja di lantai sambil meluruskan kakinya. Punggungnya masih terasa sakit karena tendangan yang ia terima cukup keras. Jika tidak, tidak mungkin dia sampai tersungkur seperti itu bukan?

"Nggak sekalian lo bolos aja."

Kaluna menoleh, mendapati Travis berjalan kearahnya dan duduk disampingnya. Gadis itu mendengus kesal.

"Tadi kamar mandi rame."

"Kenapa nggak ganti di kelas aja sih?"

Kaluna seketika mendelik "Sinting lo ya? Yakali gue ganti seragam disana."

Travis hanya memasang wajah pokernya, menatap sinis kearah Kaluna yang tak merasa punya salah. Dia tidak melakukan kesalahan pada Travis kan?

Dia hanya terlambat, itu saja.

"Mau main nggak lo?"

Kaluna menggeleng lemah "Gue cape."

"Lemah. Biar badan lo nggak letoy kayak kerupuk basah, ayo olahraga!"

"Gue nggak mau, Vis!"

"Dih, sok manja."

"Tau, tuh. Bilang aja cari perhatian Travis."

Kaluna memejamkan matanya mendengar itu. Kupingnya terasa gatal karena suara jelek milik mereka. Travis yang mendengarnya, menoleh kearah mereka.

"Masih mending dia cari perhatian gue, bukan perhatian pacar orang lain."

TRAVIS • watanabe haruto (END) Where stories live. Discover now