TRAVIS 8

729 102 14
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Kaluna sudah sampai di sekolahnya, ia berangkat lebih pagi karena tidak ingin membuat Travis menjemputnya di rumah. Masih ingat dirinya menginap di kedai, bukan?

Daripada mendapat deretan pertanyaan, lebih baik dia berangkat lebih pagi. Sebelumnya, dia mengirim pesan pada Travis dan belum ia baca. Sambil menunggu kedatangan lelaki itu, dia mendengarkan musik melalui headset .

15 menit menunggu, akhirnya Kyle dan Sam tiba di sekolah. Tapi anehnya, Kaluna tidak melihat kehadiran Travis diantara mereka.

"Eh, lo berangkat bareng siapa?" Tanya Kyle, begitu melihat Kaluna terlihat kebingungan di bangkunya.

"Gue berangkat sendiri, Travis kemana?"

"Dia nggak masuk, Lun. Tante bilang lagi sakit." Jawab Kyle.

Kaluna mengernyit heran, perasaan kemarin saat dia bermain dirumahnya lelaki itu baik-baik saja. Lalu hari ini tiba-tiba dia sakit? Bagaimana bisa?

"Emang dia sakit apa?"

"Katanya demam, nggak tau deh."

Sam tiba-tiba mengambil tempat dengan mengisi bangku kosong disebelah Kaluna, lebih tepatnya di kursi Travis. Lelaki itu hanya tersenyum santai saat Kaluna dan Kyle menatap bingung kearahnya.

"Gue duduk disini, temenin Kaluna."

Kyle menatap datar sepupunya itu, lalu mengangguk paham "Yaudah lo disini aja, gue duduk sama janda tetangga."

Kaluna meringis melihat Kyle yang kembali ke bangkunya dengan wajah di tekuk, sudah pasti dia kesal.

"Lo udah sarapan?" Sam membuka jas sekolahnya, lalu menaruhnya di kursi dengan begitu saja.

Kaluna hanya menggeleng "Nggak sempet tadi."

Sam membuka tasnya, mengambil sebuah kotak makan dari dalam dan memberikannya pada Kaluna. "Ayo sarapan dulu, nggak baik ngelewatin jam sarapan."

Kaluna sempat tertegun dengan Sam yang selalu perhatian padanya, ah atau pada semua orang? Tapi dia tidak bisa menampik, jika ia menyukai cara Sam memperhatikannya. Bahkan sekarang lelaki itu sudah membuka kotak bekalnya, menampilkan dua buah sandwich ala Sam.

Sam dan segala kebersihannya.

Lelaki itu menggulung lengan seragamnya sampai siku, lalu mengambil sebuah sandwich untuk ia suapkan pada Kaluna.

"Gue suapin."

"Gue bisa sendiri, Sam." Kaluna mengambil alih sandwich ditangan Sam, lalu memakannya dengan lahap.

Sam dengan sigap menadahkan tangannya di bawah dagu Kaluna, bermaksud agar tidak ada yang berjatuhan.
"Gue pakai selada, daging sapi, telur, keju sama mayonaise. Kesukaan lo kan?" Tanyanya dengan lembut, tangannya masih setia berada di bawah dagu Kaluna.

"Enak banget, lo yang bikin?"

"Iya, dong. Sengaja bikin buat lo."

Kaluna menghabiskan sandwichnya dengan sekali suapan, membuat pipinya terasa penuh seperti tupai. Sam terkikik geli melihatnya, membuatnya terulur untuk mencubit pipi Kaluna dengan gemas.

"Gemes banget. Lo nggak bosen cantik terus?"

Kaluna hampir tersedak mendengarnya, gombalan Sam yang sudah klise tapi tetap saja membuatnya terkejut jika seperti ini.

"Sam, jangan mulai deh."

Sam hanya terkekeh, mengelus rambut Kaluna dengan gemas. Untung saja ini Kaluna, jika gadis lain sudah di pastikan ia akan jatuh cinta pada Sam saat itu juga. Bahkan tanpa merasakan jadi Kaluna, gadis lain sudah tergila-gila dengan Sam. Si ketua kelas berkharisma dengan gombalan manisnya.

TRAVIS • watanabe haruto (END) Where stories live. Discover now