Epilog

90.8K 6.3K 355
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😚


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

1 tahun kemudian.

Pasangan suami-istri bergumul diatas ranjang. Berciuman dengan erotis, saling membalas dan memuaskan satu sama lain. Tangan Sera mengusap rahang Zola dengan sensual.

Mata keduanya sudah berkabut dikuasai hasrat, saling melenguh dan mendesah. Pakaian keduanya pun sudah tergeletak dilantai. Salah satu tangan Zola terulur membuka laci, mencari sesuatu disana tanpa melepaskan tautan bibirnya dengan bibir Sera.

"Zola..!" Rengek Sera ketika Zola menghentikan ciuman mereka.

Zola sedikit bangkit, mencari sesuatu di laci. Tidak menemukan apa yang dicarinya. Padahal ia yakin ada puluhan pengaman disini.

"Aku sudah membuang semua kondommu." Sera tahu apa yang Zola cari.

Memusatkan perhatian pada Sera. "Lagi?" Zola menghela napas.

"Aku ingin hamil, Zola!?" Sera menarik tangan Zola, dengan agresif menyergap bibir Zola, ingin melanjutkan kegiatan mereka.

Zola menjauhkan wajah, menghentikan tautan bibir mereka. "No, Sera. Aku tidak mau melakukannya tanpa pengaman." Ya, dirinya tidak mau kelepasan mengeluarkan benihnya dirahim Sera.

Bangkit dan memakai pakaiannya kembali. Zola menyudahi keintiman mereka. "Sudah berapa kali membuang pengaman? Kau ini— " Decaknya sedikit kesal.

Sera berwajah masam, sangat masam. "Kau tidak bernapsu lagi denganku? Padahal tubuhku sudah kembali normal." Ucapnya mendramatisir.

"Jangan mulai, Sera." Zola mengalihkan pandangan ke arah lain, tidak mau menatap ke arah Sera. Siapa yang tidak tergoda disuguhkan keindahan seperti ini. Sungguh sial, disaat seperti ini Sera justru berulah.

"Yakin tidak ingin dilanjutkan?" Sera bangkit, mengenakan pakaiannya. Dengan sengaja ia memakai pakaian dihadapan Zola.

Bergeming ditempat, telunjuknya mengusap bibirnya sendiri. Entah sejak kapan istrinya menjadi wanita penggoda seperti sekarang. Netra keduanya beradu pandang. Sera mengenakan pakaian dengan gerakan menggoda.

"Aku akan menyuruh Bruno membeli pengaman." Zola melangkah untuk keluar.

Sera menghadang tubuh Zola sebelum berhasil keluar. "Kau benar-benar tidak mau menghamiliku?"

Zola menggeleng. "Tunggu tiga atau empat tahun lagi." Ia bersikeras menolak rencana Sera yang ingin hamil secepat ini.

Usia putrinya baru satu tahun. Dan, Zola masih trauma. Kala itu ia ikut masuk ke ruang operasi. Walau tidak melihat dengan seksama, melihat pisau bedah yang digunakan dokter saja sudah membuat kakinya melemas. Ia tidak tega melihat perut Sera disayat lagi seperti kemarin. Hal itu masih terngiang-ngiang di benaknya.

"Itu terlalu lama." Sera mengalungkan tangannya ke leher Zola. Mencium dengan agresif, mencoba membangkitkan gairah suaminya.

"Sera— " Gumam Zola disela ciuman mereka. Ia mencekal tangan Sera yang ingin melepas celananya.

SerafinaWhere stories live. Discover now