Chapter 15 : Geloso

67.4K 7.5K 289
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Di dalam tenda kamp, tidak menyediakan bangku, hanya beralas karpet membentang. Anak-anak disana bertepuk tangan, terkagum-kagum dengan gambar pemandangan yang Sera buat.

"Signora, ini indah sekali." Ujar salah satu anak dengan suara cemprengnya.

"Panggil, Ma'am saja." Sera mencubit pelan pipi bocah berambut keriting tersebut.

"Ma'am, terima kasih sudah memberi kami peralatan menggambar." Ujar anak lain.

Sera duduk bersila, membagi pandangan pada anak-anak yang sedang menatapnya. "Sama-sama. Ayo kalian mulai menggambar. Tidak harus sama dengan gambar ma'am, boleh pemandangan apa saja." Tutur Sera pada mereka.

Anak-anak dengan semangat mulai mempersiapkan buku gambar dan pewarna yang diberikan Sera pada mereka. Kapan lagi mereka mendapatkan crayon dengan berbagai ragam warna seperti ini. Orangtua mereka lebih memilih menggunakan uang untuk membeli makan dari pada membelikan mereka crayon seperti ini.

Sera berdiri, mengitari anak-anak disana— senyum tersungging dari bibirnya. Dengan menggambar, anak akan menggunakan daya imajinasinya untuk menciptakan suatu bentuk yang diinginkan. Mereka akan terus berpikir kreatif menciptakan berbagai macam gambar sesuai imajinasi. Kreativitas anak akan semakin terasah, itu alasan Sera memberikan mereka peralatan menggambar, agar mereka lebih semangat.

Berada dirumah membuat Sera gusar, perdebatannya dengan Julia cukup merusak suasana hati. Tentu Sera kemari tanpa meminta ijin Zola. Terserah jika pria itu mengomel. Ia membutuhkan pelampiaan untuk menjernihkan pikiran.

Apakah ia harus menuruti Lucia— yang memintanya untuk mencari tahu hubungan Zola dan Julia?

Sera teringat perkataan Zola, pria itu pernah berkata memiliki kekasih tapi tidak pernah mencintai. Jadi Julia memang mantan kekasih tapi Zola tidak pernah mencintai Julia? Bagaimana bisa?

Atau Zola berbohong demi menjaga perasaannya? Hal itu mungkin saja dilakukan Zola. Pria itu memang selalu bersikap baik, berusaha menjaga perasaannya, walau terkadang menjengkelkan karena selalu mengatainya manja dan cengeng.

Setelah mendapat kesempatan— mengulang waktu, tujuan utama Sera mengenyahkan perasaannya pada Zola, agar tidak terpuruk saat pengkhianatan itu tiba. Tidak ada salahnya mencari kebenaran atas masa lalu Zola dan Julia, Sera penasaran atas hubungan mereka dimasa lalu.

Seandainya Zola dan Julia memang benar saling mencintai, Sera akan menerima kenyataan tersebut, karena dirinya yang salah sudah mengganggu hubungan mereka. Cinta tidak bisa dipaksakan, Sera selalu menyerukan kalimat itu didalam hati.

"Ma'am, bagaimana gambarku?" Seorang anak menepuk-nepuk kaki Sera.

Sera menyudahi lamunan, tersenyum lalu melihat gambar yang disodorkan padanya. "Bagus." Sera mengacak pelan surai rambut anak lelaki yang memiliki lesung pipi tersebut.

SerafinaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu