Chapter 12 : One room?

70K 7.6K 181
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Zola masuk ke dalam kamar Sera yang kebetulan tidak tertutup. Menatap Sera yang sedang memusatkan perhatian pada sebuket bunga. Zola berdehem.

Sera menoleh, mendapati Zola berdiri tidak jauh darinya. "Ada perlu apa? Aku sudah tidak menangis lagi. Kau tidak perlu mengusap-usap kepalaku seperti malam sebelumnya."

"Bunga dari siapa?" Zola tidak menjawab perkataan Sera, justru bertanya hal lain.

"Dari anak-anak yang berada di kamp." Jawab Sera. Kertas yang terselip pada bunga tertulis ini dari anak-anak Kamp, mereka juga mendoakannya agar segera sembuh dan kembali mengajar mereka.

Zola menarik sudut bibir, "Anak-anak kamp? Jika memang dari mereka, seharusnya mereka memberikan gambar atau tulisan tangan untuk mengungkapkannya, bukan bunga seperti itu."

Sera menjadi relawan baru satu hari, tidak mungkin bisa menarik simpati anak-anak secepat ini. Zola perkirakan, pemberian bunga itu hanya akal-akalan Raul yang berharap Sera segera kembali ke kamp. Entah apa yang di rencanakan pria itu selanjutnya.

"Terserah kau saja!" Ketus Sera. "Kau memang tidak bisa menghargai orang lain!" Ia membuang muka.

"Kenapa marah? Aku hanya berpendapat."

Zola lantas mengusap perban Sera, "Bagaimana lukamu?"

"Jauh lebih baik!"

Zola duduk di sofa yang berada di hadapan Sera. "Kenapa akhir-akhir ini kau selalu bernada tinggi jika berbicara denganku, Sera?"

"Hanya perasaanmu." Sera menjawabnya singkat.

Zola menyilangkan satu kaki, menatap Sera dengan tenang. "Jika ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, kenapa harus memendamnya? Kau bisa membicarakannya denganku."

Sera menatap Zola, diam sejenak sebelum berkata. "Apa rencanamu tentang pernikahan kita?" 

Zola mengernyit, tidak menyangka jika Sera bertanya demikian. "Apa yang kau harapkan?" Zola justru memberi Sera pertanyaan.

"Aku yang bertanya duluan."

"Aku tidak tau. Aku hanya mengikuti takdir yang sudah di gariskan oleh Tuhan." Balas Zola.

"Kau terlihat santai." Sera tersenyum sinis.

"Apa perubahanmu akhir-akhir ini karena hingga sekarang aku belum menyatakan cinta padamu?"

Sera mengibaskan tangan, "Aku tidak mengharapkannya lagi."

"Kenapa?" Tanya Zola menelisik Sera. Sifat hangat dan lembut yang selalu Sera tunjukkan padanya menguap entah kemana. Sera juga tidak mengharapkan balasan cinta darinya lagi.

SerafinaWhere stories live. Discover now