Chapter 2 : Accident

88K 9.5K 98
                                    

Please give me vote and comment if you like this story 😉

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Sera..?" Lucia mengernyit mendapati temannya datang tanpa pemberitahuan.

Lucia mengamati wajah Sera, hidung memerah dan mata sembab— Sera jelas dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Apa aku mengganggumu?" Sera berkata dengan nada pelan dan lemah. Kekasih Lucia sering kemari. Ia sungkan jika mengganggu mereka.

Lucia menggeleng, "Ayo masuk." Ia merangkul Sera untuk masuk ke dalam apartemen.

"Sera, kadar alkoholnya tinggi." Peringat Lucia mendapati Sera menenggak minuman beralkohol langsung dari botolnya.

Sera tidak acuh, ia menyandarkan kepala seraya menengadah— matanya terpejam. Ia hanya ingin menghilangkan kesedihan yang sekarang melingkupinya.

"Ada masalah apa?" Tanya Lucia begitu duduk di samping Sera. Baru sekali ini ia mendapati Sera seperti sekarang, bukan hal sulit untuknya menebak jika Sera sedang memiliki masalah.

"Zola menghamili wanita lain." Gumam Sera dengan mata masih terpejam.

Mata Lucia membulat disertai mulut setengah terbuka, "Serius?"

"Hmm." Sera kembali menenggak minuman beralkohol itu. "Kenapa aku harus mencintai pria sialan itu!" Ia meletakkan botol itu dengan keras ke meja kaca.

"Astaga, aku sangat mencintainya." Sera menaikkan kedua kaki ke sofa, menenggelamkan wajah ke sela lutut— kembali terisak meratapi kenyataan.

Mata Lucia mengembun, ia tidak tega melihat Sera seperti ini. Tangisan Sera begitu memilukan, menyayat hati siapa saja yang mendengarnya— termasuk dirinya.

Lucia tahu bagaimana Sera mencintai pria bernama Zola. Apa yang tidak dimiliki Sera didunia ini? Kehidupan Sera sangat...sangat sempurna. Banyak pria yang mendekati Sera namun selalu mendapatkan penolakan. Hanya Zola pria yang bersemanyam di hati Sera.

"Aku menunggu saat itu datang— saat dimana Zola mencintaiku. Aku berjuang tidak sebentar, bertahun-tahun aku mencintainya." Racau Sera dengan sesegukan disertai air mata yang mengalir deras.

Sera bertemu Zola pertama kali tepatnya tiga tahun yang lalu. Saat itu Zola datang sebagai tamu undangan di pesta ulang tahun Mario— ayahnya.

Sera jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Kenapa jatuh cinta tidak bisa memilih? Kenapa aku jatuh cinta pada orang yang salah?" Sera ingin mengulang waktu, seandainya bisa— ia akan membentengi diri supaya tidak jatuh terlalu dalam pada pesona Zola.

"Sera—" Lucia memeluk Sera, hatinya ikut lemah melihat keterpurukan Sera.

"Lucia, Zola mengkhianatiku— mengkhianati pernikahan kami." Entah berapa banyak air mata yang Sera keluarkan, ini adalah satu-satunya cara untuk menunjukan jika dirinya benar-benar rapuh.

"Sera— tenangkan dirimu." Lucia tidak tahu harus menenangkan Sera seperti apa. Astaga, teman baiknya ini baru sekali merasakan jatuh cinta seumur hidupnya. Wajar jika Sera seperti ini.

"Apa aku harus bercerai? Itu akan menghancurkan nama baik Zola." Entah Sera berkata pada dirinya sendiri atau pada Lucia.

"Ikuti kata hatimu, Sera." Balas Lucia. Saat mendapati pengkhianatan dari Zola— Sera masih memikirkan nama baik pria itu.

"Apa aku bisa melupakan pria itu, Lucia?" Gumam Sera yang didengar oleh Lucia.

"Jodoh tidak akan tertukar, Sera. Jika Zola bukan jodohmu— Tuhan akan melenyapkan pria itu dari pikiranmu, menggantikannya dengan pria yang tulus mencintaimu." Balas Lucia.

SerafinaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin