Chapter 33 : Hurt

48.6K 5.7K 416
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Selamat pagi. Terima kasih sudah mengijinkan saya untuk bertemu dengan anda, Signora." Sapa wanita paruh baya tersebut.

"Selamat pagi, tidak perlu terlalu formal, anda lebih tua dari saya." Sopan Sera seraya menundukkan kepala, membalas sapaan. "Silahkan duduk."

Wanita yang menjadi lawan bicara Sera tersenyum. Ternyata Sera cukup sopan pada orangtua.

Dengan terang-terangan Sera mengamati wanita di hadapannya ini. Sera perkirakan wanita ini berusia 50 tahunan. Pelayan mengatakan jika wanita di hadapannya ini ingin bertemu dengannya dan Zola untuk membahas masalah penting.

"Ibu, ada keperluan apa dengan saya? Siapa nama anda?" Sera mengawali pembicaraan.

"Perkenalkan saya Daria, Sera."

"Tidak perlu terlalu formal." Kata Sera seraya menggerakkan tangannya, pertanda tidak setuju.

Daria mengangguk, "Sebenarnya aku ingin menemui Zola."

"Zola baru saja berangkat." Jawab Sera menanggapi.

"Tidak apa. Aku juga ada keperluan denganmu." Ia menelan ludah sebelum berkata, "Sera, aku bibinya Julia."

Kening Sera berkerut sempurna, mengira-ngira kenapa bibi Julia menemuinya. "Julia?" Ulang Sera.

Daria mengangguk, memusatkan perhatian pada Sera. "Aku ingin berbicara penting denganmu. Mengenai Julia. Kedatanganku kesini untuk meminta keadilan."

Wajah Sera semakin berekspresi rumit, "Keadilan?" Sera kembali mengulang perkataan Daria. "Maaf, tapi saya dan Julia tidak memiliki urusan apapun."

"Kau tidak tau jika Julia sedang hamil?" Ucap Daria mengucapkan maksud kedatangannya.

Sera membeku, benaknya dipenuhi pikiran rumit. Wajahnya sudah memucat seakan tidak teraliri darah dengan baik. "Ha-mil?" Ujarnya dengan tercekat.

"Ya hamil. Suamimu yang menghamili Julia." Daria menatap iba pada Sera, pasti kenyataan ini membuat wanita di hadapannya terpukul.

Sera bergeming, menatap kosong ke arah Daria. Dadanya berdenyut nyeri seakan tertimpa benda berat tak kasat mata. Kenyataan ini membuat dunianya runtuh, jiwanya seakan dicabut secara paksa. Mata Sera berkedip disertai dengan air mata yang menetes.

Memegang dadanya yang terasa sesak. Menelan saliva dengan susah payah, "Apa benar itu anak Zola?"

"Zola tidak menyanggahnya." Tutur Daria kemudian.

"Zola pasti menyembunyikannya darimu. Walau bagaimanapun Julia tanggung jawabku sekarang. Kenyataan ini juga sudah menyebabkan ibu Julia meninggal karena serangan jantung."

Sera bergeming, membiarkan wanita dihadapannya berbicara.

Daria mengeluarkan kertas dan hasil usg, dan beberapa foto, meletakkannya ke meja. Sera membaca kertas tersebut, itu adalah surat kematian ibu Julia. Sepertinya ini surat kematian asli. Menatap sekilas hasil usg, meletakkannya kembali. Dan yang terakhir ia mengamati foto-foto yang diberikan Daria. Itu adalah foto-foto kedekatan Zola dan Julia. Ada foto disebuah ruangan rumah sakit ketika Julia memeriksakan kandungan.

SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang