Chapter 6 : Julia Act

83.5K 9K 185
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Suasana meja makan masih sama seperti pagi sebelumnya. Tidak celotehan dari Sera, apalagi sapaan hangat untuk Zola.

Menyesap kopi seraya melirik Sera, wanita ini terus membisu sedari tadi. "Mau kemana? Keadaanmu sudah membaik?" Tanyanya.

Walau tidak perpenampilan glamour, Zola tahu jika Sera akan bepergian.

"Ke rumah." Entah sejak kapan Sera menjadi pembohong. Ia berkata tanpa menatap lawan bicaranya.

"Ada rencana dengan ibumu?"

Sera hanya mengangguk, seolah mengiyakan. Ia lantas bangkit untuk mengambil tas di kamar. "Permisi, aku sudah selesai."

Zola hanya menatap kepergian Sera. Wanita itu semakin menjaga jarak dengannya.

"Ma'am." Julia menyapa Sera.

Sera mengangguk untuk menjawab sapaan barusan. Ia lantas menaiki tangga menuju kamar. Melihat wajah Julia membuat dadanya bergemuruh.

Ingatan Sera terlempar saat wanita itu berkata hamil anak Zola. Mereka sama saja, mungkin saat ini Zola dan Julia sudah berselingkuh dibelakangnya.

Julia sedang berdiri di dekat Zola, menunggu Zola menyudahi atensinya pada ponsel. Sepertinya pria itu sedang membaca pesan penting.

Julia sedikit memundurkan langkah ketika ada petugas service ac sebentar lagi akan melewatinya.

Zola sedikit terhuyung ketika tubuh Julia menghantam tubuhnya, refleks ia menyentuh bahu Julia.

"Maaf, Signore." Ujar Julia.

Menurunkan kembali tangannya, seraya mengamati keadaan. Zola melihat ada petugas ac yang membawa tangga.

"Maafkan saya, saya tidak sengaja." Petugas ac merasa bersalah karena tangga yang ia bawa menabrak punggung pengawal Walikota.

"Lain kali berhati-hatilah." Ujar Zola pada petugas ac.

"Si, sekali lagi maafkan saya, Signore." Menundukkan wajah kemudian melanjutkan langkahnya kembali.

Sera melihat saat Zola merangkul Julia. Tentu saja menimbulkan emosi negatif yaitu cemburu. Rasanya sangat menyesakkan.

Melihat kedatangan Sera, Zola sedikit memundurkan langkah.

"Yang barusan— kalian terlihat sangat romantis." Sera tertawa kecil, seakan perkataannya sebuah candaan.

"Maaf, Ma'am. Itu hanya ketidaksengajaan." Julia menanggapi. Bertolak belakang dengan yang sebenarnya. Ia melihat Sera menuruni tangga, Julia hanya memanfaatkan kesempatan.

Sera mengibas-ngibaskan tangan ke depan, masih dengan senyum yang tersungging dari bibirnya. "Tidak mengapa. Tidak perlu meminta maaf."

"Aku duluan, permisi." Begitu langkah kakinya menjauh. Senyum Sera meluntur. Menaik napas dan membuangnya perlahan. Berpura-pura ceria dalam situasi barusan tidaklah mudah.

Mata Zola terus terpaku pada punggung Sera yang menjauh. Apa yang lucu sehingga membuat Sera tertawa? Setelah tersadar dari lamunannya, Zola lantas melangkah lebar untuk mengejar Sera, tapi mobil Sera sudah terlanjur melewati gerbang.

SerafinaWhere stories live. Discover now