Chapter 38 : Suspected

51.7K 6.8K 933
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Apa yang kau bawa?" Lukas bertanya pada pengawal yang berjaga didekat kamar rawat inap Sera.

"Ini dari asisten Walikota, menitipkannya untuk Nyonya Serafina."

Satu alis Lukas terangkat, mengira-ngira apa yang berada di dalam amplop cokelat itu. "Berikan padaku."

Pengawal itu memberikan amplop di tangannya pada Lukas.

Begitu Lukas masuk ke dalam ruangan, hanya pasien yang terlihat. Amanta berada dikamar mandi, terdengar bunyi gemericik air mengalir, sedangkan Mario— kakaknya baru saja pulang karena mereka sempat berpapasan di parkiran.

Mata Sera terbuka ketika sebuah kecupan mendarat dipipi. Lukas menarik wajah kemudian mengusap puncak kepala Sera, tersenyum pada Sera yang sedang berekspresi muram dan sendu.

"Bagaimana keadaanmu?" Lukas bertanya dengan nada yang mengalun lembut.

"Tidak cukup baik." Jawab Sera pelan hampir seperti bergumam.

Dengan tangan masih mengusap puncak kepala Sera, Lukas berkata, "Hatimu mengatakan ingin 'bertahan', namun logikamu meminta 'tinggalkan'. Apakah tebakanku benar?"

Sera hanya mengedipkan mata sekali, mengiyakan. Mario dan Amanta memintanya untuk meninggalkan Zola. Orang tuanya tidak terima karena dirinya diperlakukan tidak adil. Mario dan Amanta kecewa pada Zola, menganggap Zola gagal menjadi sosok pemimpin keluarga.

Sejauh ini, Sera mengetahui dari keluarganya jika anak yang dikandung Julia bukan anak Zola. Lalu tentang perhatian Zola akhir-akhir ini pada Julia, ia kurang tertarik untuk sekedar mencari tahu alasannya. Ia terlanjur kecewa pada Zola, seandainya Zola tidak berlaku demikian— pasti rumah tangga mereka akan damai dan bahagia seperti hari-hari yang pernah mereka lewati bersama.

Satu hal yang pasti— Zola tidak memikirkan perasaannya, perasaan istri yang terluka melihat suaminya memberikan perhatian pada wanita lain. Sudah berkali-kali dirinya memperingatkan, menyampaikan keberatan atas perubahan sikap Zola pada Julia, tapi Zola tidak menghiraukan.

Kini dirinya yang menjadi korban, wanita yang terobsesi pada Zola itu dengan keji tega mencelakai Bunny, calon bayinya yang ia sayangi dan kasihi sepenuh hati. Air mata menetes, Sera tidak bisa membendung kesedihan dan kekecewaan yang melingkupi dirinya.

Tangan Lukas terulur menghapus air mata Sera, "Menangislah," Lukas mengecup kening Sera. "Karena air mata bukan tanda kelemahan, tapi bukti bahwa kau masih memiliki perasaan."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SerafinaWhere stories live. Discover now