Chapter 34 : Reason

46K 5.6K 596
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Zola dan Dante memasuki ruang rawat inap Julia. Keberadaan mereka disini tentu saja untuk melihat kondisi Julia setelah penusukan tadi siang. Pelaku penusukan sudah diamankan. Pihak berwajib mengatakan jika pelaku memiliki gangguan mental.

Kejadiannya begitu cepat, saat pelaku berlari dan pisau itu mengarah pada Zola— Julia menjadi tameng, membuat Julia menjadi sasaran pisau tersebut.

"Beruntung tusukan itu tidak mengoyak rahim anda, sehingga janin anda tetap aman." Dokter bersuara, menjelaskan keadaan Julia.

Julia bergeming. Zola dan Dante saling bertatapan, mereka tidak mengira jika Julia sedang mengandung.

Zola cukup berlega hati. Jika bayi yang dikandung Julia menjadi korban, tentu saja ia akan merasa bersalah.

"Julia hamil?" Pekik Sofia yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat inap. Ekspresi wajahnya jelas menunjukkan kekagetan yang begitu nyata.

Manusia yang berada didalam ruangan menoleh serentak.

Mata Julia membesar saat melihat keberadaan Ibunya, karena Sofia memiliki riwayat penyakit jantung.

Seketika Sofia merasakan nyeri di sekitar tulang dada bagian tengah dan rasa nyerinya menjalar hingga ke leher dan lengan sebelah kiri. Perawat yang berada disana menangkap tubuh Sofia sebelum luruh ke lantai.

"Ibu!?" Julia ingin beranjak namun dokter mencegahnya. Ia hanya bisa menatap nanar Sofia yang di bopong dan dibawa keluar oleh beberapa perawat.

"Dante, pergilah dan urus semuanya." Perintah Zola pada Dante. Bagaimanapun, ia dan keluarga Julia pernah dekat di masa lalu. Zola tidak lantas mengabaikan mereka, Julia juga sudah tidak memiliki ayah— tentu rasa kemanusiaan Zola mendominasi sekarang.

"Baik." Dante keluar dari ruang rawat inap Julia.

"Kau hamil dan ibumu tidak mengetahui?" Zola bersuara setelah diruangan hanya tinggal mereka berdua.

"Zola, sekali ini saja tolong aku." Julia bersuara.

"Apa?" Tanya Zola dengan datar.

"Ibuku memiliki riwayat jantung. Tolong akuilah bayi ini anakmu." Ucap Julia penuh permohonan.

Zola memusatkan perhatian sepenuhnya pada Julia, "Apa kau tidak sadar sedang berbicara pada siapa?" Ia menggeleng-gelengkan kepala, berkata penuh penekanan.

Tentu saja akan menjadi masalah jika publik sampai mengetahui jika Zola memiliki anak dari pengawalnya. Selain itu, hubungannya dengan Sera pasti terkena imbas. Ia tidak ingin Sera berpikir negatif padanya.

"Sekali ini saja. Aku mohon." Kata Julia lirih, masih dengan wajah penuh permohonan.

"Banyak pria lain, kenapa harus aku? Atau kau hubungi saja ayah bayimu untuk dimintai tanggung jawab." Balas Zola dengan raut sedikit ketat.

SerafinaWhere stories live. Discover now