Chapter 31 : 2 months later

Mulai dari awal
                                    

Sebuah serangan yang seharusnya terjadi pada Zola. Ada seseorang yang tiba-tiba ingin menusuk Zola, tapi berhasil dicegah oleh Julia. Akibatnya, Julia yang terkena tusukan tersebut— membuat pengawal Zola mendapatkan luka cukup serius di perut.

Zola sendiri yang mempertahankan posisi Julia sebagai pengawalnya. Julia hanya cuti untuk pemulihan luka, hampir 3 minggu ini Julia kembali menjadi pengawal.

Entah karena Zola merasa berhutang budi pada Julia atau karena hal lain, membuat Zola mengurungkan niat untuk mengganti pengawalnya. Lagipula memang sudah resiko pekerjaan Julia bukan— jika Julia terluka karena melindungi Zola.

Sekali, dua kali Sera pernah menyampaikan ketidaksetujuannya pada Zola, tentu keberadaan Julia cukup membuatnya terusik. Namun Zola justru membela Julia dan berkata 'kenapa harus mencemaskan sesuatu yang mustahil? Aku tidak mungkin berpaling darimu dan melabuhkan perasaan pada Julia'. Sekarang Sera tidak lagi menyampaikan penolakannya pada Zola.

Semenjak Julia bekerja kembali, perilaku Zola pada Julia berubah. Zola yang sebelumnya tidak acuh pada Julia menjadi sangat peduli pada Julia. Seperti sekarang, Zola dan Julia tiba di ruang makan. Sudah beberapa kali ini Zola mengajak pengawal cantiknya untuk bergabung di meja makan. Bukankah ini sangat berlebihan?

"Sera, kau tidak keberatan kan— jika Julia ikut sarapan bersama?" Zola perlu meminta persetujuan dari Sera.

"Tentu tidak." Jawab Sera tidak acuh. Jika Zola memikirkan perasaannya, pria itu pasti tahu apa yang sebaiknya dilakukan.

Mentalnya jauh lebih kuat, tidak ada kecemasan, kekecewaan berlebih hingga membuatnya bersedih dan menangis. Rasa sakit hati tentu ada, namun ia menyikapi situasi memuakkan ini dengan kepala dingin.

Ketiganya makan dalam keheningan. Hanya suara denting sendok dan garpu beradu dengan piring yang terdengar. Sesekali Sera melirik Zola dan Julia. Keduanya memang tidak pernah berkomunikasi secara berlebihan, karena ada dirinya atau karena alasan lain, Sera tidak peduli dengan hal itu.

Julia bangkit dari duduk karena makanan dipiring telah tandas, "Saya permisi." Ia undur diri dari sana.

Zola mengakhiri sarapan dengan meminum air putih, mengelap mulut dengan serbet. "Tidak perlu berpikir terlalu jauh. Julia tidak memiliki niat buruk, apalagi mengganggu hubungan rumah tangga kita." Ia berkata demikian karena tahu jika Sera masih berpikir negatif.

"Tapi kau selalu membuatku berspekulasi buruk." Sera berkata dengan santai, ia meletakkan sendok garpu— menyudahi sarapannya, memusatkan perhatian pada Zola.

"Aku tidak memiliki niat lain selain karena kemanusiaan." Sahut Zola menanggapi.

Sera hanya mengangguk-anggukkan kepala. Percuma ia mencerca Zola dengan pertanyaan 'kenapa' 'apa alasannya' karena jawaban Zola selalu sama.

Zola memusatkan perhatian sepenuhnya pada istrinya. "Sera, apa kau yakin hanya kelelahan? Periksa ke dokter ya?"

Zola berkata demikian karena Sera sering mengeluh tidak enak badan, apalagi saat di pagi hari seperti sekarang— wajah Sera cukup pucat.

"Ya, ini hanya karena kelelahan. Aku sudah pergi ke dokter kemarin." Balas Sera menanggapi.

Padahal Sera tidak memiliki kegiatan berlebih, Zola tidak percaya jika Sera hanya kelelahan. "Benarkah? Kenapa tidak memberitahuku? Aku bisa meluangkan waktu untuk mengantarmu pergi ke dokter." Zola meraih tangan Sera, membawanya untuk dikecup.

SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang