Chapter 15 : Geloso

Start from the beginning
                                    

Anak yang lain pun menunjukkan gambar mereka pada Sera. Melihat antusias dan keceriaan mereka, membuat mood Sera membaik.

Salah satu relawan lain yang berada disana mendekat pada Sera, berbisik mengucapkan sesuatu. Sera menoleh, mendapati Raul berada tidak jauh darinya— sedang tersenyum dan melambaikan tangan padanya.

Sera lantas menghampiri Raul karena relawan tersebut mengambil alih tugasnya. Begitu Sera mendekat, Raul menggenggam tangan Sera— membawanya keluar tenda.

"Kedatanganmu karena aku disini?" Sera tersenyum tipis, mendudukkan diri dibangku yang berada dibawah pohon— tepat didepan kamp.

"Si." Raul duduk disebelah Sera, duduk menyerong untuk mengamati wajah Sera. "Bagaimana lukamu?"

"Sudah lebih baik." Sera menyentuh perban di pelipisnya.

Raul mengalihkan perhatian, ikut menatap anak-anak yang sekarang sedang bermain kejar-kejaran— Sera sedang mengamati mereka sembari tersenyum. "Sepertinya kau menyukai mereka?"

"Si, mereka terlihat polos dan ceria. Mereka belum mengenal masalah hidup, serta tidak merasakan betapa susahnya mengejar kebahagiaan." Sera tertawa kecil atas perkataan konyolnya

Sera menoleh, memusatkan perhatian ketika Raul memegang tangannya— menggenggamnya.

"Apa kau bahagia setelah menikah dengan pria itu?" Raul bertanya dengan serius.

"Tentu." Sera tersenyum seraya membuang muka untuk mengamati anak-anak kembali.

Memang pada awalnya Sera merasa bahagia bisa menikah dengan pria pujaan hatinya. Untuk saat ini tentu saja kebahagiaannya sudah menguap.

"Ya, kau memang harus bahagia karena kau sudah menolakku demi Zola." Balas Raul, menatap wajah Sera yang sedang tidak menatapnya.

"Ayolah, jangan membahas hal yang sudah berlalu." Sera menoleh pada Raul, tersenyum sedikit kaku.

Raul menghela napas, menyilangkan kaki— tangannya masih memegang tangan Sera. "Padahal aku mengenalmu lebih dulu daripada Zola."

Sera hanya membisu, Raul memang pria yang cukup gigih mengejar dirinya. Namun, ia menolak lamaran Raul dan memilih mengejar cintanya yaitu Zola.

"Kau tau Sera, aku serius dengan perasaanku padamu." Raul kembali bersuara.

"Raul—" Sera berkata pelan dan sedikit menekan, tidak nyaman dengan pembahasan ini.

"Perasaanku padamu masih sama, Sera. Jika Zola menyakitimu, aku siap menjadi penyembuh kesakitanmu. Jika Zola tidak bisa membahagiakanmu, datanglah padaku— dengan sukarela aku akan membahagiakanmu." Tutur Raul kemudian, berwajah serius ketika berucap.

"Seandainya kita berjodoh— tentu Tuhan akan menakdirkan kita, Raul."

"Dan Tuhan juga akan menghadirkan rasa cinta dariku untukmu." Tambah Sera dalam hati.

Yang dikatakan Sera benar bukan? Seandainya saja ia dan Raul berjodoh, tentu saja ia tidak dapat menolak takdir. Karena hidup, rejeki dan jodoh merupakan takdir Tuhan.

"Ya, sepertinya aku harus rajin berdoa pada Tuhan." Raul tidak peduli jika perkataannya seperti memaksa. Seakan-akan justru mengharapkan kehancuran pernikahan Sera dan Zola.

Sera hanya tersenyum samar, tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Sera menarik tangan yang digenggam Raul ketika Bruno— pengawalnya mendekat. Sera bangkit karena Bruno seolah ingin berkata sesuatu.

"Kenapa?" Selidik Sera begitu tiba didekat Bruno. Wajah Bruno sedikit aneh, seperti sedang cemas atau— entahlah.

"Ma'am, ada mobil Signore." Kata Bruno pada Sera. Tentu ia gelisah, Sera menyuruhnya bungkam untuk tidak melaporkan kepergian Sera ke kamp pada Zola.

Sera memiringkan kepala, menatap mobil Zola yang sebelumnya tertutup badan kekar Bruno. Sekilas ia melihat wajah Zola sebelum pria itu menutup kaca mobil. Sekarang mobil Zola sudah melaju, meninggalkan tempat ini.

"Sejak kapan Zola disini?" Tanya Sera pada Bruno.

Sera memang tidak seharusnya bertindak sesuatu yang akan menggiring opini negatif dari masyarakat. Tapi dalam hal ini, Bruno selalu mengantisipasinya— tidak akan membiarkan wartawan atau orang lain mengambil fotonya secara diam-diam.

Bruno justru lengah, tidak memberitahu keberadaan Zola. Pria itu akan mengomelinya, bukan karena cemburu tapi karena tidak suka dirinya berinteraksi dengan pihak oposisi.

"Sepertinya sudah cukup lama, Ma'am." Jawab Bruno.

"Kenapa tidak yakin?" Tanya Sera kemudian.

"Karena saya baru mengingat, itu adalah kendaraan Signore, Ma'am." Jujur Bruno.

Sera berdecak, "Kau lapar ya?" Pasti otak lemot Bruno sedang kambuh. Pengawalnya memang begini— sering lemot jika perutnya merasa lapar.

"Maaf, Ma'am." Bruno memang merasa lapar saat ini, perut kosong sama dengan otak kosong— begitulah Bruno.

Sedangkan Zola sendiri, ia tidak sengaja melewati tempat ini— setelah kunjungannya ke wilayah yang berjarak tidak jauh dari sini. Melihat kendaraan Sera, tentu ia tertarik untuk menyuruh sopir menghentikan laju mobil.

Netranya justru menangkap hal menarik, ia melihat Sera dan Raul bermesraan— Raul yang memegang tangan Sera dan Sera yang menyambut baik hal tersebut, terbukti Sera tidak menghindari sentuhan Raul.

Zola dilingkupi perasaan asing setelah mendapati kenyataan barusan. Tentu tidak suka karena Sera berinteraksi dengan saingannya— pihak oposisi. Tapi, ada emosi negatif lain yang lebih mendominasi. Rasa ini, Zola baru sekali ini merasakannya, yaitu rasa cemburu.

Julia yang berada didepan, menoleh ke arah luar— wajahnya cukup berbinar sekarang. Dengan perbuatan Sera yang berinteraksi bahkan bermesraan dengan pihak oposisi, Julia yakin akan menimbulkan kebencian dan kemarahan pada Zola.

Setelah ini, Julia berharap— Zola tidak lagi bersikap baik pada wanita manja itu. Ia bisa memanfaatkan situasi ini untuk mengambil hati Zola— pria idealis yang menjunjung tinggi makna pernikahan.

Julia semakin bersemangat untuk menakhlukkan keangkuhan Zola, ia harus bisa masuk kedalam hati dan pikiran Zola. Bagaimanapun caranya.

***
T.B.C

🔥 Mulai panas yah guys 😅 Pasti banyak yang nyukurin si Zola...hayo ngaku?? Atau justru gemes pengen jitak si Sera...mau-maunya dipegang ma Raul?

Cemburu dalam hubungan percintaan berarti..emosi yang merujuk pada pikiran negatif, seperti takut, dan khawatir kehilangan seseorang yang disayang atau cinta. Harus cemburu dulu baru menyadari perasaan, banyak kan yang kaya gini?? 😂

🔥 Upload satu chapter dulu yak. Authornya pengen ngumpulin vote dan komen dulu 😂 kalau pengen segera up chap berikutnya, yang rajin komen hehe... maap maksa 🤧

🔥 Anw, makasih yang selalu mengikuti cerita "Serafina" Semoga sehat dan bahagia selalu untuk kalian 😉

SerafinaWhere stories live. Discover now