64. Mimpi buruk

585 42 14
                                    

Forth Kemudian tersadar dari kagetnya. Dengan segera, Forth menggendongnya menuju mobilnya yang memang terparkir tak terlalu jauh.

Keluarga Beam pun mengikutinya dari belakang dan memasuki mobil Forth.

Forth menyerahkan kunci mobilnya pada Ssing. Ssing pun menerimanya. Prin duduk di depan bersama Ssing dan Forth beserta Punpun menemani Beam di belakang.

Punpun meminta Forth untuk memeluk Beam dibantu olehnya. Lalu Punpun mengatur posisi punggung Beam bersandar di dada Forth, sementara tangan Forth melingkar di tubuh Beam dengan keadaan kondisi tubuh setengah berbaring dan setengah duduk. Satu tangan Forth mengelus perut Beam sementara satu tangan membelai rambut Beam, berusaha menenangkan pujaan hatinya itu.

Beam mengeluarkan air matanya karena tak tahan merasakan sakit di bagian perutnya.

Prin dan Punpun terus memantau kondisi Beam. Bahkan Ssing yang sedang menyetir pun juga ikut membimbing kakaknya untuk menarik nafas yang benar melalui hidung dan menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan. Beam berusaha mengikuti arahan adiknya, mengatur nafas sesekali berteriak keras menahan rasa sakit.

"ARRGHH.... SAKITTT.. P'FORTH.. SAKIITTT... HIKS... HIKS... AKU TIDAK KUAT.. INI SAKITT SEKALIII.." bahkan tangan Beam mencengkram lengan Forth dengan kuat dan dari kekuatan cengkeraman tangan Beam, Forth tahu bahwa Beam sangat kesakitan.

"Bertahanlah Beam.. demi aku dan anak kita.." Forth merasa kasihan, tak sanggup rasanya melihat Beam harus menahan sakit seperti itu, seandainya bisa, dia bahkan bersedia memindahkan rasa sakit yang di alami Beam di seluruh tubuhnya sendiri daripada melihat Beam yang kesakitan seperti ini.

Beam menjerit kesakitan sambil memegang perutnya yang kesakitan dan Forth masih memeluk tubuh Beam itu semakin erat. Dia terus membisikkan kata-kata yang bisa menenangkan Beam, Forth mengatakan sesuatu pada Beam untuk bersabar karena mereka sebentar lagi akan sampai di rumah sakit..

Ssing menyetir dengan kencang agar sampai ke rumah sakit dengan cepat. Dan akhirnya sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan dia bergegas keluar dari pintu kemudi dan membantu Forth untuk membuka pintu mobil yang sedang menggendong kakaknya itu.

Mereka membawa Beam ke dalam rumah sakit itu dan dokter yang kebetulan ada disana berpapasan dengan Forth dengan sigap langsung membawa Beam masuk ke ruangan ICU, dokter mulai membantu Beam dan calon bayinya.

Ssing, Prin dan Punpun menunggu di luar ruangan dimana Beam berada dengan cemas. Nervous, takut, panik semua bercampur jadi satu.

Forth menghubungi keluarganya untuk memberitahu kalau Beam ada di rumah sakit karena Beam sepertinya akan melahirkan dan keluarganya berhak tahu kondisi Beam, terlebih Pangpond.

Setengah jam kemudian akhirnya keluarganya sampai dan mereka menghampirinya kemudian menanyakan kondisi Beam pada Forth. Bahkan yang paling panik disini adalah Pangpond. Entah berapa kali Pangpond mondar-mandir menunggu kabar dari dokter dan dia berharap Beam dan anaknya selamat.

Dokter masih belum keluar membuat Pangpond gugup dan panik, beruntung ada ibunya dan juga Dilbara untuk menguatkannya. Dilbara tahu betul Pangpond pasti sangat mengkhawatirkan anak kandungnya.

Setelah lama menunggu akhirnya pintu ruangan terbuka, Pangpond bergegas menanyakan keadaan Beam dan anaknya dengan panik dan diikuti seluruh keluarga Jathurapoom dan keluarga Baramee.

"Dok.. bagaimana keadaan bayiku?? Bayiku tidak apa-apa kan?? Dan Beam baik-baik saja kan?? Mereka baik-baik saja kan dok??" Tanya Pangpond bertubi-tubi dimana dokternya sampai bingung untuk menjawabnya.

Dilbara langsung mengelus pundak Pangpond, "tenang dulu.. kita tunggu saja penjelasan dari dokter.." ucap Dilbara.

Pangpond pun berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum