37. Pertemuan pertama

299 21 0
                                    

Harit atau yang biasa dipanggil Ssing itu turun dari taksinya dan segera membayar tagihannya. Kenapa tidak memakai mobil?? Karena ini hukuman dari Prin karena pernah kecelakaan dulu saat diam-diam mengambil kunci mobil milih ayahnya. Mungkin karma atau apa karena setelah pulang dirinya menabrak seorang anak hingga kritis. Sejak saat itu ayahnya memberinya peringatan dilarang memakai mobil sampai usianya 20 tahun.

Tentu saja Ssing langsung menolak mentah-mentah Prin tapi ayahnya justru mengancam kalau tidak di turuti semua fasilitas sampai kartu ATM nya akan di cabut. Dan akhirnya Ssing memilih mengalah.

Ssing melihat bangunan megah di depannya dengan tatapan takjub.

Kediaman keluarga Jathurapoom.

Iya, sekarang Ssing sedang berada di rumah keluarga Jathurapoom.. dia sangat merindukan kakak satu-satunya. Sejak pernikahan kakaknya Ssing jarang sekali berkunjung.

Dan juga dia ingin tahu kehidupan Beam bersama suaminya. Apakah kakaknya ini bahagia dengan pernikahannya yang terpaksa ini atau justru semakin sengsara. Dan Ssing akan tahu sebentar lagi.

Ssing memberitahu satpam dari keluarga Jathurapoom kalau dirinya adalah adik kandung Beam dan syukurlah dirinya bisa masuk dan segera memencet bel pintu.

Tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan gadis cantik dengan wajah yang sepertinya bukan gadis Bangkok asli sedang menatapnya tajam.

"Ah astagah.." seru Ssing dengan mata bersinarnya, "..mohon maaf, bibi cantik ini siapa? Sepertinya aku belum pernah melihat dirimu dalam kehidupan aku?" Tanya Ssing sok puitis.

Dilbara menatapnya aneh pemuda tampan yang sepertinya masih muda itu. Bahkan di hari pertama bertemu dengan lancangnya berani menggombal?

"Dasar aneh?? Kau menyebutku apa tadi?? Bibi?? Sejak kapan aku nikah sama Paman kamu!!!" Sembur Dilbara marah-marah

"Tidak perlu marah-marah dong bibi.. gak takut nanti ada keriput loh.. masa cantik-cantik udah keriputan???" 

Bukannya takut justru Ssing malah ketawa karena berhasil menggoda Dilbara.

'Lama-lama kelakuannya seperti Pangpond aja.. bikin kesel!!', batin Dilbara.

"Hey anak ingusan.. kamu itu siapa?? Mau cari siapa??"

"Oh iya sampai lupa.. aku mau mencari Phi-ku.."

"P-Phi?? Siapa??" Ekspresi wajah Dilbara mulai berubah.

"Phi-ku itu.." ucapannya dia hentikan lalu dia menatap gadis cantik di depannya, yang sedang menatapnya dengan serius.

Dilbara masih diam menunggu kelanjutan ucapan Ssing dengan jantung yang berdetak dengan cepat, Dilbara sangat penasaran.

"Masih nungguin ya.."

Ucapan Ssing sukses membuat Dilbara kesal setengah mati.

"Aaaarrrrggghhh.." teriak Dilbara sambil menjambak rambutnya sendiri, seharusnya tidak mempercayai ucapan anak sialan di depannya itu.

"Maaf.. maaf.. aku tadi hanya bercanda.. tidak aku sangka bibi cantik ini ternyata sangat penasaran" ucap Ssing sambil tertawa lepas.

"Pergi saja sana!!! Aku tidak mau berurusan denganmu.." dengan kesal Dilbara segera menutup pintunya, tapi ditahan oleh Ssing.

"Eh.. tunggu, aku mau masuk.."

"Tidak, aku tidak mau menerima tamu kurang ajar Sepertimu!!" Sambil berusaha mendorong pintu.

"Baiklah aku minta maaf.. tapi izinkan aku masuk.."

"Disini tidak ada orang.. pergilah.."

"Tapi aku mau bertemu Phi-ku.."

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang