13. Bertemu sahabat lama

430 39 0
                                    

*SEMINGGU YANG LALU*

(RUMAH SAKIT BANGKOK)

"P'Forth.. bagaimana keadaanmu?? Katakan kalau ada yang sakit, aku akan segera memberitahu dokter.." ucap Singto sambil mendorong kursi roda Forth menuju taman belakang rumah sakit.

Forth hanya mengangguk.

Saat sudah sampai ke taman, Singto duduk di kursi panjang di samping Forth dan memandangi taman dengan senyuman.

"Aku mengajak P'Forth disini agar Phi tidak bosan di kamar terus, disini juga bisa melihat pemandangan indah di taman.." ucapnya sambil tersenyum ke arah Forth yang masih memasang wajah datarnya.

"Tadi Beam menghubungiku kalau dia tak akan datang.. katanya kakak ipar harus fokus membuat skripsinya.." ucap Singto memberitahu.

Forth masih terdiam.

'bagaimana bisa aku mempunyai kakak seperti batu' , gerutu Singto meski begitu dia tak pernah kesal pada kakak kesayangannya itu.

Tiba-tiba ponsel Singto berbunyi dan dia segera mengambil ponselnya dari sakunya dan segera mengangkatnya saat tahu siapa yang menghubunginya.

"Hallo??"

"...."

"Apa?? Tunggu sebentar.."

"Phi.. aku segera kembali.." pamit Singto.

Forth lagi-lagi hanya mengangguk.

Singto pergi meninggalkan Forth seorang diri. Dia masih memikirkan Beam yang katanya tidak akan datang menjenguknya.

'apa Beam berbohong? Dia tidak datang karena kemarin aku sudah membentaknya' , ucap Forth merasa bersalah.

'tapi syukurlah dia tak akan datang.. biarkan Beam istirahat.. dia pasti lelah menungguku' ,

Suara sepatu berdetak di atas jalan. Pria dengan pakaian formal melangkah pasti menuju taman belakang rumah sakit. Berniat menghampiri seseorang yang berada di samping kursi taman tersebut.

"Lama tak berjumpa" Sapanya pada pemuda yang tengah duduk di atas kursi roda.

"...."

Sayang panggilannya diacuhkan, mungkin ini bukan saat yang tepat baginya untuk muncul di hadapan mantan Sahabatnya itu. Tapi, kalau bukan sekarang kapan lagi.. pikirnya.

"Boleh duduk di sini?" Ujarnya sembari menyentuhkan pantat dengan kursi memanjang di samping sang pemuda.

"Hmmm.."

Kali ini ada kemajuan, setidaknya dia direspon meski hanya berupa gumaman.

Nafas dihembuskannya dengan kasar.

"Kau masih angkuh seperti dulu, Ai'Forth."

Pemilik nama masih memandang lurus ke depan. Lebih tertarik memperhatikan pancuran air di kolam ikan hias ketimbang pemuda yang hampir sama tingginya itu.

"Apa maumu?"

Laki-laki yang diketahui sebagai pihak yang harusnya berhak acuh malah tertawa kecil.

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora