43. Kakakku Brengsek

309 20 0
                                    

"P'Forth.. aku bersungguh-sungguh. Apa memarmu itu dapat dari Ssing?!!"

"..."

"Jawab pertanyaanku!!!"

"..."

"Kalau Phi tidak menjawabku berarti P'Forth sedang PMS!!!" Ujar Pangpond kesal karena pertanyaannya tidak dijawab.

Forth mendesah, "bukan!!"

Pangpond mengangguk, "Oh ya Phi, Lebih baik P'Forth melarikan diri dari Ssing. Atau tidak, Phi akan dibunuh olehnya... Seperti aku.." ucap Pangpond menggebu, "aku bahkan sampai menginap tiga hari di rumah sakit. Beruntung Singto bilang kalau aku sedang liburan dan tidak mengatakan apa-apa pada keluarga dirumah.."

Forth dengan setumpuk dokumen di hadapannya, sedikitpun tak melirik adiknya yang tanpa permisi tahu-tahu saja sudah ada di ruangannya di kantor.

Kursi ditarik sekalipun tidak ada suara yang mempersilahkannya duduk.

"Jangan mengurusku. Lebih baik kau urus lukamu.."

"Singto bilang kalau Phi cuti kemarin?? P'Forth kemarin kemana??"

Forth menatap Pangpond untuk kesekian kalinya, "Pangpond.. sudah kubilang ini bukan urusanmu!!!"

Pangpond tetaplah Pangpond, dia tak akan takut menatap mata tajam kakaknya.

"Apa kemarin P'Forth menemuinya???"

Forth diam.

"Heran aku, apa sih yang mereka berdua itu lihat darimu?" Tanya Pangpond tak habis pikir, segitu tampannya kakaknya ini sampai dua pria cantik begitu menyukai kakak datarnya itu.

Forth masih malas menggubris.

Pangpond melanjutkan "By the way, dilihat dari foto ternyata Wayo itu manis juga ya, lucu, cantik, pantas dia jadi model.."

"Aktor." Koreksi Forth.

"Wajar ku rasa bila Phi 'pernah' tergila-gila padanya.." Sengaja menekankan kata 'pernah', tapi Forth rupanya sedang menulikan telinga.

Menyandarkan bobot sepenuhnya pada kursi, mata tajam milik Pangpond memilih menerawang ke langit-langit.

"Tapi Beam masih lebih cantik sih.. segalanya dari pria atau gadis manapun" Gumamnya, menarik mata tajam Forth untuk melirik.

"Nanti jangan iri ya bila Beam sudah berpindah hati padaku.." Manik matanya mengerling penuh cemooh, sedikit menggoda Forth untuk melihat reaksinya. Tapi Pangpond harus puas hanya dengan keheningan yang Forth suguhkan.

Pangpond mengeluh dan meracau, "Ah P'Forth tidak asik. Lama-lama Phi jadi mirip Singto, terlalu serius, bedanya kalau Singto lebih lemah lembut, maka P'Forth seperti versi Hittlernya, lebih menakutkan.."

'Tuk'

"Aww, jangan pukulin dong kalau perkataanku benar.." sewotnya.

Pangpond mengelus-elus kepalanya yang terkena jitakan dari sang kakak dengan sedikit cemberut. Sementara Forth tersenyum puas setelah menghentikan ocehan adiknya.

"Kau boleh pergi, kerjaanku masih banyak. " Usir Forth terang-terangan.

"Huh, P'Forth memang tidak tahu terima kasih. Aku disini kan memperingatimu tentang keberadaan Ssing. Aku takut saja Phi kenapa-kenapa!"

"Tenang saja, aku bisa menjaga diriku sendiri.." Sahutnya tanpa melepaskan atensi dari kertas-kertas di meja kerja.

"Seandainya Ssing menemuimu, apakah Phi akan membalasnya???"

"Lelaki sejati akan mengakui kesalahannya.."

"Apa maksudnya itu???" Tanya Pangpond masih tak mengerti.

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang