53. Ada aku

302 21 0
                                    

Beam berlari menelusuri lorong rumah sakit dengan tergesa-gesa. Bahkan di belakangnya Pangpond selalu memperingatkan akan kehamilannya yang sudah besar, tapi tak dihiraukan oleh pria cantik yang sedang menangis didepannya.

Setelah mendapat kabar Forth kecelakaan, seluruh tubuh Beam seolah tersengat listrik bahkan Jantungnya seakan berhenti berdetak saat itu juga.

Di depannya ada Singto dan Dilbara, Beam yakin dikamar itulah Forth dirawat. Beam menghampiri Singto yang sedang terduduk lemas.

"Singto!!"

Ada yang memanggil namanya Singto mendongak.

"P'Beam??" Singto berdiri saat melihat Beam menghampirinya dengan keadaan sangat kacau.

"Dimana P'Forth?? Bagaimana keadaannya?? Apa yang terjadi?? Kenapa P'Forth bisa kecelakaan??" Tanya beruntun Beam dengan menahan tangisannya.

Singto menghela nafasnya, "..P'Forth ada didalam sedang diperiksa dokter. Aku tidak tahu keadaan P'Forth karna dokter belum keluar dari tadi. Mobil yang dikendarai P'Forth remnya blong dan masuk ke jurang. Beruntung P'Forth terlempar dari mobil. Tapi..." Singto tak menyelesaikan ucapannya membuat Beam menunggu tak sabar.

"Tapi apa Singto hiks.. kumohon jangan buat aku khawatir.. hiks.."

Singto mengelus bahu Beam agar tenang.

Tak Terduga, mata Singto berkaca-kaca. Dengan segera Singto menghapusnya agar tidak jatuh.

"Kaki P'Forth tertimpa batu besar.." jedanya "..aku sangat takut kalau perkiraanku ini benar.."

Beam menangis dengan hebatnya, bahkan air matanya tak berhenti untuk mengalir.

Dilbara berinisiatif memeluk tubuh Beam.

"Forth akan baik-baik saja.. ingat Beam.. Forth itu sangat kuat. Jadi kau harus yakin Forth akan selamat dan baik-baik saja.." ucapnya sambil memeluk Beam semakin erat.

Beam mengangguk dalam pelukan Dilbara.

Seorang laki-laki dengan jas putih keluar dari ruangan tempat Forth di periksa..

"Dengan keluarga Forth Jathurapoom??"

Dengan cepat Beam menghampiri sang dokter tersebut.

"Iya.. saya istrinya dok, bagaimana keadaan suami saya.."

"Maafkan saya.. karena saya harus menyampaikan berita buruk ini"

Ucapan dokter sukses membuat tubuh Beam menegang.

"Apa yang terjadi dok??"

"Keadaan Tuan Forth sangat parah.. tulang bagian kaki Tuan Forth dalam keadaan patah dan sudah tidak berfungsi lagi.."

"Apa maksudnya dok?" Kali ini Pangpond yang bertanya was-was.

"Tuan Forth 100% lumpuh total.. dan sangat di sayangkan karena selamanya Tuan Forth tidak akan bisa berjalan lagi."

Singto membelalakkan matanya terkejut, Pangpond duduk dengan tak bertenaga, Dilbara menutup mulutnya dengan tatapan tak percaya. sementara Beam sendiri menangis semakin keras, saking kerasnya mungkin semua orang bisa mendengar jeritannya itu.

"Tidaaaaakkkkkkkk!!!!!" Jerit Beam.

Beam menarik baju sang dokter, "..dokter bohong.. suamiku tak mungkin lumpuh.. hiks.."

Singto menarik Beam kedalam pelukannya.

"Hiks... Singto.. katakan kalau dokter itu bohong hiks.. P'Forth gak mungkin lumpuh.. dia pasti bisa berjalan kan?? P'Forth gak mungkin lumpuh.. hiks.. hiks.. P'Forth gak mungkin lumpuh.. hiks.. hiks.." Isak Beam.

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang