60. Kebohongan membawa petaka

485 49 20
                                    

"Aku--"

"Katakan sejujurnya P'Forth.." ujar Beam dingin.

Forth mendesah pelan, "Baiklah.. aku mengaku. Aku memang tidak lumpuh.."

Beam membuang nafasnya dengan kasar, lalu dia bersiap akan pergi, tapi tangannya ditahan oleh sang suami.

Beam menepis tangan Forth dengan kasar, lalu menatap mata sang suami dengan tajam.

"Cukup Phi!! Aku cuma mau sendiri. Jangan pernah bicara padaku lagi. Aku sudah muak melihatmu.." seru Beam marah.

"Beam.. aku minta maaf telah membohongimu. Aku memang salah, tapi aku ada alasannya.."

"Aku tak mau mendengar alasanmu Forth Jathurapoom.." jedanya. "Bukankah Phi pernah bilang, kau tidak suka ada kebohongan.. tapi kenapa Phi tega membohongiku dan seluruh keluargamu sendiri. Apa kau tahu betapa sedihnya aku saat mendengarmu lumpuh??? Aku sangat sedih waktu itu.. apa kau tahu itu?? Tidak kan?? Karena kau hanya mementingkan dirimu sendiri. Kau itu sangat egois.."

Beam pergi dengan hati yang terluka.

Forth melangkah tapi tak mencegah Beam, dia hanya mengikuti langkahnya dari belakang. Forth tahu saat ini sang istri sangat kecewa padanya dan Forth tak mau mengganggu Beam dulu. Setelah Beam sudah mulai tenang, barulah Forth akan bertindak.

Beam tahu kalau Forth mengikutinya dari belakang, tapi dia tak perduli. Beam begitu kecewa dengan kebohongan yang sang suami lakukan, terlebih membohongi keluarganya sendiri..

Saat sampai dikediaman rumah Jathurapoom, Beam memasuki rumah yang masih diikuti sang suami dibelakang. Bahkan seluruh maid memandang tak percaya saat Tuan muda mereka yang awalnya lumpuh dan saat pulangnya bisa berjalan layaknya orang yang sehat?

Saat sampai di ruang keluarga. Seluruh keluarga melotot, begitu juga dengan Beam dan Forth. Tentu saja terkejut, karena keluarga Beam juga ada di rumah Jathurapoom. Sementara keluarga Baramee dan Jathurapoom terkejut karena melihat Forth yang berdiri di belakang Beam dengan kakinya yang tak lumpuh?

"Forth.. kau sudah bisa berjalan nak??" Tanya Bua tak percaya.

"Mae aku--"

"Jangan katakan kalau kau berbohong pada kami Forth??!!!" Ucap suara dingin dari ayahnya, Mario.

Forth menunduk sedikit, "maafkan aku Pho.."

Prin berdiri dari sofa dan menatap Forth murka, "Apa-apaan ini?? Aku tidak percaya kalau keluarga Jathurapoom bisa pandai berbohong. Pertama keberadaan Pangpond yang kalian sembunyikan.."

Forth dan Beam menoleh ke arah Pangpond yang babak belur di bagian Pipinya, duduk disamping Dilbara. Dan mereka tebak kalau prin lah pelakunya.

"Dan kedua kalian semua telah membohongi kami dengan kelumpuhan Forth???"

"Kami juga terkejut Prin.." ucap Mario, "aku dan istriku juga tidak tahu dengan kebohongan yang Forth lakukan!!!"

Punpun mengelus pundak sang suami, "Suamiku.. tenanglah.. kita bisa bicarakan baik-baik. Jangan gunakan emosimu.." sahutnya menenangkan suaminya yang sedang emosi.

Prin mencoba meredamkan amarahnya mengikuti titah sang istri.

"Maaf Pho. Keluargaku tidak tahu dengan kebohonganku. Jangan salahkan keluargaku. Akulah yang salah.."

"Kau memang salah Forth Jathurapoom, kau telah membuat putraku menderita.." geram Prin.

"Pho.. kenapa tidak bilang kalau kemari???" Ucap Beam panik.

"Memangnya kenapa?? Pho tidak boleh menjenguk putraku sendiri??"

"Maaf Pho.. a-aku tak bermaksud--" ucap Beam lirih.

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora