21. Kekeras-kepalaan Pond

375 33 0
                                    

"Kalau alasannya cuma karena Beam masih takut padaku, itu sangat tidak masuk akal.." jeda Pangpond sengit, "ohhhh aku tahu alasannya.. jangan-jangan..."

Pangpond memajukan badannya ke arah Forth dan menatapnya serius..

"P'Forth mau menyiksa Beam lagi??" Tebak Pangpond.

Forth menghela nafasnya.. dia merasa adiknya sangatlah bodoh. Dan tidak peka.

"Apa tak ada alasan lain di pikiranmu selain itu?? Tentu saja aku tidak akan melakukannya.." ucap Forth jengah.

"Tapi P'Forth.. kau sudah berjanji akan membantuku.. aku hanya ingin menebus semua kesalahanku pada Beam" ucap Pangpond.

"Sudahlah Ai'Pond... Di sini bukan cuma kau yang merasa bersalah. Aku juga."

"Oh P'Forth sudah tidak berhati batu lagi ternyata.." remeh Pangpond.

"Kau mau ikut-ikutan Singto?" Balas Forth sengit.

"Tidak. Hanya saja, P'Forth sudah sepakat akan menceraikan Beam dan membantuku menikahinya.."

"Tidak semudah itu. Beam sudah terlanjur benci padamu.."

"Aku tahu. Makanya aku butuh bantuanmu. Beam tidak pernah protes sekalipun kau memperlakukannya bagai sampah. Berbeda sekali denganku."

"PANGPOND!!!!!!" Gertak Forth.

Meja digebrak. Seisi kafe melihat. Pangpond masih memasang wajah santai sementara Forth berusaha menahan amarah. Perkataan sang adik memang benar, sangat malah. Karena itu dia belum mau melepaskan pria itu. Setidaknya beri Forth kesempatan untuk membalas kebaikan Beam.

"Apa? P'Forth tidak ingin menceraikannya karena mulai jatuh cinta padanya? Begitu?" Lagi-lagi Pangpond menebak.

"Jangan bicara sembarangan." Kopi panas disesap paksa. Pandangan mata dialihkan.

"Beam terlalu baik untukmu.." ucap Forth.

Pangpond terkekeh, "Lantas P'Forth merasa cukup baik untuknya?"

"Sudah ku bilang, bukan begitu. Harus berapa kali ku katakan aku tidak punya perasaan apapun untuknya!" Ucap Forth dingin.

Kekehan mengesalkan berubah jadi tawa menjengkelkan. Pangpond puas memancing sang kakak. Pangpond memahaminya dengan sangat baik. Dia mengenal Forth lebih dari siapapun. Bahkan ibunya sendiri.

"Lalu apa susahnya, Phi? Aku janji akan membahagiakan dia. Aku, Beam, dan anak kami akan hidup bersama menjadi keluarga bahagia. P'Forth tinggal mendukung saja.."

Tawa meremehkan meluncur dari bibir Forth. "Membahagiakannya? Bagaimana mungkin kau bisa membahagiakannya? Kau pikir kau lebih baik dariku? Mencintainya saja tidak! Jangan bergurau Ai'Pond."

Satu sudut bibir tertarik. Alih-alih tersenyum, Pangpond malah menyeringai.

"Ralat, Phi. Bukan 'tidak', tapi 'belum'. Cinta itu bisa tumbuh sepanjang jalan. Aku yakin mencintai pria cantik seperti Beam akan sangat mudah.." balas Pangpond santai.

'Benarkah? lantas kenapa aku tidak bisa mencintai Beam meski pria itu sudah berkorban banyak untukku?, ' batin Forth dalam hatinya.

"Phi????"

'Atau justru aku yang tidak juga menyadari perasaanku sendiri? Setahuku hingga saat ini, di hatiku masih terukir nama Wayo.. bukan Beam, '

"P'Forth????"

Forth terkejut waktu Pangpond meneriakinya tepat di telinganya, sukses membuatnya terkejut.

Forth menjitak Pangpond keras membuat sang empunya Meringis kesakitan.

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Where stories live. Discover now