8. Berita terhangat

377 35 0
                                    

"AAAARRRRRGGGGG.."

Beam pun terpeleset dan hampir terjatuh sebelum ada lengan yang menahan tubuhnya. 

"P'Pha?? / N'Beam???" Ucap Phana dan Beam bersamaan sambil memasang wajahnya masing-masing heran bercampur terkejut.

Phana pun tersadar dan segera membantu Beam berdiri.

"N'Beam? Apa yang Nong lakukan di sini?"

Cukup terkejut, tapi Beam tak punya waktu untuk menunjukkannya.

"Oh P'Pha, ku jelaskan nanti saja, sekarang aku sudah sangat terlambat.." Dengan acuh Beam berlari menuju lift.

Pemuda itu heran lalu mengejarnya.

"Hey N'Beam... Tunggu!" Teriak phana.

Phana mempercepat langkah, berhasil memasuki lift sepersekian detik sebelum pintunya tertutup.

"Kau tinggal di sini juga? Sejak kapan? Wah... sekarang kita tetangga ya..."

Beam mengangguk cepat, "Aku juga tidak menyangka P'Pha ada di sini juga.." balasnya.

Pemuda itu tersenyum. "Dunia ini sempit ya.." komentar Phana.

Pintu lift terbuka, Beam bergegas mencari taksi ke pinggir jalan raya.

"Terburu-buru sekali. Mau ke mana?" Phana menyamakan langkah hingga di lobi.

"Ke kampus. Hari ini ada bimbingan.." Entah sudah berapa kali jam tangannya dilirik.

"Oh kebetulan. Berangkat dengan Phi saja, Phi juga mau ke kampus.."

Beam menoleh, diam tapi mengikuti ajakan Phana.

"Siapa dosen pembimbingmu?" Tanya Phana.

"Profesor Piya"

Phana terkikik, Beam menjengit.

"Kenapa?"

"Tidak ada, ayo..."

Beam menunggu di depan apartement ketika Phana mengambil mobil. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai ke kampus Fakultas Kasetsart University.

"Maaf ya Phi, baru bertemu sudah merepotkan.." ucap Beam merasa tak enak.

"Tak masalah. Nanti kau pulang dengan siapa? Kalau tidak ada yang menjemput, biar Phi tunggu hingga bimbinganmu selesai. Phi hanya mengisi satu kelas saja hari ini.." jelasnya.

Beruntungnya punya mantan senior feminist, menawarkan jemputan tanpa Beam minta. Tapi tetap hati terasa tak enak terlalu sering meminta pertolongan.

"Tidak usah. P'Pha pasti banyak kegiatan.." tolak Beam halus.

"Jangan sungkan. Kau ini seperti baru mengenal Phi kemarin saja. Nanti Phi kabari.. Aktifkan saja handphonemu."

Beam ingin menolak, tapi dipotong cepat.

"Sudah sana, hampir jam delapan, nanti kau terlambat.."

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Where stories live. Discover now