51. Putus!!

315 22 0
                                    

Hampir seminggu sejak insiden di pesta barbeque itu berlalu. Tapi Wayo masih merasakan dengan jelas, bagaimana tangan yang memegang jemarinya itu terlepas begitu saja dan tiba-tiba berada di dekat pria lain.

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kekasihnya begitu emosi karena pria itu dilamar oleh lelaki lain.

Dia juga mendengar dengan telinganya sendiri, betapa besar amarah dan pengakuan langsung dari pemuda yang dia pikir mencintai dirinya secara terang-terangan menyebut pria lain itu sebagai 'istri'.

Lalu sekarang, alasan apa yang Wayo punya untuk meyakinkan keraguan hatinya?

Tangan yang dia genggam erat-erat itu akhirnya terlepas saat Forth berusaha mengincar adik kandungnya sekali lagi. Jujur saja Wayo sudah kehabisan tenaga untuk berada di sana. Kakinya pun beranjak meninggalkan lokasi secara spontan. Iya… Wayo sudah tidak kuat melihat tindakan Forth.

Seketika nafasnya tercekat, hatinya begitu rapuh hingga bisa hancur kapan saja ketika memikirkan jawaban dari pertanyaannya sendiri.

'Kenapa P'Forth harus semarah itu?'  batinnya pedih

Wayo ingin tahu jawabannya. Wayo ingin bicara langsung dengan Forth. Tapi hatinya terasa begitu berat untuk menemui pemuda itu, Wayo tidak sanggup bertemu dengan Forth tapi Wayo juga tidak bisa berhenti memikirkan Forth bahkan di tengah-tengah acara talkshow perdana yang mengundangnya di Thailand.

"Khun-Wayo?"

Managernya, Momon berkali-kali memberikan kode pada sang aktor ketika dia mengabaikan pertanyaan dari pembawa acara.

"Eh iya?" Wayo gelagapan sekaligus kesal, kenapa laki-laki itu harus merenggut atensinya.

"Saya ulangi sekali lagi, jadi kan Khun-Wayo ini sekarang telah jadi seorang aktor besar, bisa dibilang nama Wayo Panichayasawad mulai terkenal di dunia internasional, padahal sebelumnya sebagaimana kita tahu anda hanya seorang model di Bangkok. Nah ada gak nih tips-tipsnya mungkin bagi para model maupun aktor lokal agar bisa seperti Khun-Wayo?"

"Kerja keras dan cerdas." Tegas Wayo.

"Itu saja?"

Wayo mengangguk mantap, "Kerja keras dan cerdas adalah kunci keberhasilan setiap orang. Bekerja semaksimal mungkin mendalami profesi apapun yang kita suka, tapi kerja keras saja tidak cukup, untuk itu kita juga butuh otak yang cerdas dan cara kerja yang cerdas."

Tepuk tangan pun menyambut jawaban sang aktor.

"Luar biasa sekali ya Khun-Wayo." Ucap kagum dari pembawa acara.

"Terima kasih." Wayo membalas sembari tersenyum. "Oh ya ada satu lagi kunci menuju kesuksesan."

"Apa itu?"

"Jangan pernah berhenti bermimpi."

"Ya, saya setuju sekali dengan itu. Memang dalam hidup kita harus terus bermimpi dan berusaha meraih mimpi itu. Karena usaha tidak pernah mengkhianati hasil, betul kan Khun-Wayo?"

Wayo mengangguk memberi persetujuan.

"Oke sekarang satu pertanyaan terakhir, mungkin dari pemirsa di studio…"

Arloji dilirik, waktu menunjukkan pukul 9 malam tapi acara talkshownya belum juga selesai. Sejujurnya Wayo sedikit kesal karena perjanjiannya pukul 9 acara sudah dibubarkan.

Seseorang mengangkat tangan kanannya.

"Iya yang di belakang sana. Silakan pertanyaannya."

Setelah menerima mic, wanita yang mengenakan jaket berwarna merah itu pun mulai bertanya, "Sebelumnya saya ucapkan terima kasih dan selamat malam, di sini saya hanya ingin bertanya satu hal pada Khun-Wayo. Barusan Khun-Wayo mengatakan kerja keras adalah kunci kesuksesan. Nah apakah untuk meraih kesuksesan ini, kita boleh menghalalkan segala cara seperti berita yang banyak beredar di luar sana."

Pernikahan YANG terpaksa (ForthBeam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang