PROLOG 1

2.7K 309 34
                                    

Aku publikasi Ercher sesuai janji. Prolog dulu.

Kenapa? Karena sebenarnya cerita ini punya time setting yang sama dengan Tristan. Harusnya jalan bareng sama Tristan.

YANG SUDAH NUNGGUIN ERCHER. SEMOGA SUKA, YA.

Jangan lupa vote + komen seperti biasa 🤗🤗
Setelah ini langsung ke PROLOG 2.

***

“Sepertinya kau orang terakhir yang dipanggil,” kata Kaisar Iberich yang duduk di singgasana, ada Pangeran Ein di sisinya. “Habisnya kau tidak mau berpisah dari menantuku.”

Kaisar mengembuskan napas sambil menopang kepala di lengan singgasana. Pangeran hanya tersenyum melihat Ercher yang diam mematung tanpa ekspresi. Di dalam kepalanya berputar pertanyaan : “Bagaimana reaksi bocah ini setelah mendengar perintah kaisar, ya?”

“Apa saya saja yang katakan, Baginda?” tanya Pangeran Ein.

Kaisar mendongak sekilas dan mengangguk. “Sejak dulu kan dia memang selalu menurut padamu. Jadi, kau saja yang perintahkan.”

“Terima kasih, Baginda.” Pangeran Ein tersenyum pada kaisar dan kembali menatap Ercher. “Ercher Sillabent.”

Ercher tidak merespons dengan gerakan selain kedipan mata.

“Setelah apa yang terjadi baru-baru ini, kami memutuskan untuk memberikan perintah liburan pada kalian, kelima kesatriaku. Kenapa aku justru bilang perintah dan bukannya permintaan? Kalian tidak akan ada yang mau meninggalkan ibu kota jika bukan perintah.”

“Benar-benar, deh. Orang-orang yang merepotkan,” kaisar tertawa pelan.

“Jadi, Ercher,” lanjut pangeran. “Kembali lah ke Monsecc dan sampaikan pesan pada Baron Keir bahwa kau kembali untuk mengambil alih gelar dan memerintah wilayah.”

Bahu Ercher bergerak sedikit, tetapi wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Pangeran Ein tahu pria itu ingin membantah. Ercher kan tidak menginginkan gelar ayahnya, sama seperti Tristan. Lalu kemudian Ercher mengangguk saja.

“Satu lagi,” sambung kaisar. “Sampaikan pada Keir. Katakan padanya bahwa ini perintah dari kaisar. Sudah saatnya dia kembali ke ibu kota dan tinggal di townhouse untuk bergabung dengan bangsawan lain.”

Ercher mengangguk.

“Hati-hatilah saat pulang dan jangan sampai tersesat,” ucap Pangeran Ein. “Kau bisa keluar sekarang dan berpamitan pada Raeliana. Kau bisa berangkat kapan saja kau mau. Kau juga bisa datang kapan pun kau ingin. Dengan catatan, sebelum kau menduduki kursi Baron Keir, jangan kembali ke sini jika tidak ada hal mendesak. Mengerti?”

Ercher membungkuk. “Terima kasih, Baginda dan Yang Mulia.”
.
.
Original story by Viellaris Morgen
Rabu (05 Januari 2021)

The Baron's Heart (Tamat)Where stories live. Discover now