Chapter 15

663 168 14
                                    

Terra menjulurkan kakinya masuk ke dalam air sungai setelah memilih untuk duduk di jembatan pendek yang menyeberangi sungai. Ia baru tahu kalau Monsecc punya aliran sungai dalam hutan. Kemudian ia melihat pada Ercher yang berdiri di dalam air. Tadinya Terra hanya berpikir untuk mengikuti Ercher saja setelah berusaha meminta maaf dan pria itu tidak menggubrisnya, tetapi ketahuan.

Bukan. Sebenarmya Ercher tahu kalau Terra memang mengikutinya karena merasa tidak mendapat jawaban dari permintaan maafnya. Apakah Ercher memaafkannya atau tidak? Yah, setidaknya katakanlah sesuatu agar Terra tidak terus-terusan merasa cemas dan khawatir.

Jadi, karena itu Terra memutuskan untuk mengikutinya saja. Bagaimanapun Ercher takkan membahayakan Terra. Dia itu kan seorang kesatria.

Ercher pergi masuk ke hutan yang berada di belakang istal kuda setelah latihan pedang. Lalu Terra melihat ada sungai yang sepertinya tidak terlalu dalam, hanya saja airnya sangat jernih dengan bebatuan. Bahkan ia bisa melihat ikan berenang.

Terra tersenyum. Ercher itu tanpa beban melepas sepatu dan meletakkan pedangnya di jembatan, lalu turun. Pria itu dengan kemeja putih dan celana hitamnya terlihat sedang mencari sesuatu di dalam air. Dia tidak mengajak Terra bicara, dia juga seperti tidak peduli. Tetapi Terra tahu bahwa Ercher menganggapnya.

Terkadang Terra bertanya-tanya, apakah memang benar kalau seorang anak kecil bisa terjebak dalam tubuh orang dewasa? Apakah Ercher mengalami itu semua?

Tiba-tiba saja Ercher membungkuk dan meraih sesuatu di dalam air.

“Menemukan sesuatu?” tanya Terra. Ia jadi ingin terjun ke dalam air. Mendadak saja melupakan masalah sebelumnya. “Kau baik-baik saja?”

Meski Ercher jarang bicara, pria itu benar-benar membiarkan Terra bicara santai padanya dan bahkan memanggil namanya.

Setelah ditanya seperti itu, Ercher berdiri lagi sambil menangkup tangannya dan berjalan ke arah Terra. Untuk beberapa saat berdiri di depan Terra. Pria ini benaran tidak marah 'kan?

“Tangan,” kata Ercher.

Kening Terra berkerut. “Tangan?”

“Tangan Kakak.”

Ah, benar. Ercher tidak marah pada Terra. Terbukti dengannya yang masih memanggil Terra dengan sebutan itu.

“Oh.” Terra menengadahkan kedua tangannya pada Ercher. “Seperti ini?”

Pria itu kemudian menutupi tangan Terra dengan tangannya, menjatuhkan sesuatu ke telapak Terra. “Ikan.”

“Oohh.” Terra tertawa melihat ikan bersisik biru yang berenang di tangannya dengan sedikit air. “Cantiknya.”

Itu anak ikan.

Senyum tipis tergambar di wajah Ercher saat pria itu menunduk pada tangan Terra. Ia jadi ikut tersenyum melihat itu. Terra tersadar akan pikiran sebelumnya.

Ercher bukanlah anak-anak yang terperangkap di tubuh orang dewasa. Tetapi dia hanya Ercher, orang dewasa yang mungkin tak pernah menikmati masa kecilnya. Apakah memang seburuk itu? Terra ingin tahu.

“Ah, airnya mengering,” kata Terra saat merasa air di tangannya perlahan tumpah dan membasahi gaun. Padahal ia sudah memilih gaun cantik untuk menarik perhatian Ercher. Sepertinya hal itu takkan pernah berlaku di hadapan pria ini. “Bagaimana ini?”

“Lepaskan saja,” balas Ercher.

“Eh.” Terra mendongak dan melihat ada raut kekecewaan di wajah Ercher.

Tidak bisa begitu. Apakah Ercher akan terus begini? Melepaskan sesuatu yang seharusnya jadi haknya? Dia tidak bisa terus melakukan itu. Takkan ada perubahan dalam hidupnya.

The Baron's Heart (Tamat)Where stories live. Discover now