Chapter 11

634 161 19
                                    

Lanzzuutt guys?

***

Ercher duduk di tanah, di sisi terjauh lapangan latihan. Ia duduk sambil memerhatikan para kesatria keluarga Sillabent latihan. Jika saja teman-temannya atau Rowan Servant melihat pola latihan para kesatria di sini pasti mereka akan protes dengan keras. Ercher saja saat melihatnya pertama kali sudah berpikir kalau para kesatria ini takkan bisa bertahan di medan perang barang setengah hari. Mereka akan langsung mati.

Sebab ada banyak sekali celah dari gerakan dan serangan mereka. Ercher bahkan bisa langsung mengalahkan mereka semua meski dikeroyok.

Ercher tidak bisa ikut latihan pagi atau siang karena mungkin akan mencuri perhatian dan Jill atau Pheliod tidak akan suka. Maka dari itu Ercher hanya bisa latihan saat malam. Di waktu seperti ini Ercher hanya akan duduk dan melihat sambil mencoret-coret tanah di sekitarnya dengan ujung tajam dari sarung pedangnya.

“Apa itu cake?”

Ercher mendongak pada pemilik ujung gaun yang muncul di dekat gambar Ercher. Ia melihat Terra tersenyum lebar padanya dengan kedua tangan di belakang tubuh. Hari ini wanita itu menggerai rambutnya seperti saat Ercher pertama bertemu dengannya tidak sengaja di pusat kota. Rambut biru gelapnya itu terlihat hitam kalau dalam gelap.

Ercher mengangguk pada pertanyaan Terra dan wanita itu berjongkok di depan Ercher. Ujung gaunnya yang hari ini berwarna merah muda menyapu tanah. Namun, Terra sepertinya tidak menggubris kalau ujung gaunnya kotor.

“Hari ini aku datang sendirian. Jadi, jangan tangan di mana White,” kata Terra.

Padahal Ercher memang tidak berniat untuk bertanya di mana anjing itu sekarang. Ercher menggeleng. “Iya.”

“Hmm.” Terra melihat ke kiri dan kanan, berusaha mencari sesuatu. “Punya ranting yang agak kecil? Aku jago menggambar loh.”

Ercher juga jadi melihat ke penjuru arah untuk mencari ranting yang bisa digunakan untuk menggambar di tanah, tetapi tidak menemukannya karena tempat mereka sekarang bukan tempat yang di kelilingi tumbuhan.

“Tidak ada,” lirih Terra saat tersenyum kecut pada Ercher.

“Jangan sedih,” balas Ercher. Karena tidak mau melihat Terra sedih, ia meraba sabuk kecil yang ada di paha kanannya, tempat pedang pendeknya—pedang pendek yang digunakannya saat kecil di Hurtvillia—berada. Lalu memberikan pedang itu pada Terra, tanpa sarungnya.

Terra mengedip berkali-kali pada Ercher yang memegang tangannya sambil meletakkan pedang pendek ke telapak tangan Terra. “Ercher?”

“Kakak gambar.”

“Ha~ah!” Terra menghela napas dengan keras. “Kau mau aku menggambar dengan ini?”

Ercher mengangguk.

Terra membuang wajah sambil mengulurkan kembali pedang pada Ercher. “Ini agak sedikit menyeramkan. Aku sudah lama tidak memegang benda seperti ini. Jadi, silakan ambil kembali.”

Mau tidak mau Ercher menerimanya.

“Nanti aku akan minta Jeni mencarikan alat lukis untuk menggambar. Kau pernah menggambar?”

Ercher menggeleng. Ia dan kembar Merville, bahkan pangeran melewatkan pendidikan seni karena itu tak terlalu berguna bagi mereka. Selain itu, mereka juga tidak punya bakat dan minat dalam seni seperti itu.

“Mau menggambar bersama?”

“Menggambar?”

Terra mengangguk dan tersenyum lebar. “Aku akan mengajarimu jika kau memang belum pernah melakukannya.”

The Baron's Heart (Tamat)Where stories live. Discover now