PROLOG 2

1.3K 294 42
                                    

“Ercher, aku tahu kau diperintahkan untuk kembali ke wilayahmu. Tapi bukan berarti kau mengekoriku seperti anak kucing,” kata Raeliana saat berbalik pada Ercher yang juga hendak mengikutinya masuk ke kamar.

Sementara orang yang berdiri di sampingnya tidak membantu sama sekali, hanya tertawa sesekali.

“Tuan Putri.”

“Ha~ah!” Raeliana mengembuskan napas keras. “Sudah dua hari sejak kau dipanggil baginda, kau tidak membiarkanku sendiri.”

Bahkan Ercher sesekali memegangi ujung tangan dari gaun Raeliana karena takut tiba-tiba ia berlari meninggalkan Ercher. Padahalkan pria ini bisa menyusulnya kapan saja.

“Ercher,” tegur Raeliana lagi. “Bisa kau lepaskan gaunku?”

“Tapi ….”

“Kau hanya pulang, bukan tidak bertemu lagi.” Pada akhirnya Ein yang berdiri memegang pintu sambil tertawa pun ikut bicara. “Ya, hanya saja kau sudah tidak bisa mengawal Raeliana.”

“Saya tidak mau,” balas Ercher.

“Sebenarnya apa yang membuatmu tidak mau? Kau mau bawa semua toko rotiku. Silakan, yang penting sekarang lepaskan gaunku.”

Ercher menggeleng.

“Hmm, apa kita tidur bertiga saja?” usul Ein dengan wajah terlihat serius. “Ercher, kau mau main jadi anak-anakan kami? Bagaimana kalau kau tidur di tengah?”

Ercher mengedip sesaat, kemudian menggangguk.

“Argg! Ein, itu tidak membantu sama sekali!” teriak Raeliana kesal.

“Sudahlah.” Ein membuka pintu kamar dan mendorong Ercher masuk. “Kita akan bermain saja, nanti akan kupanggil yang lain. Lagi pula ini malam terakhir Ercher di Ibukota.”
.
.
Original story by Viellaris Morgen
Rabu (05 Januari 2022)

The Baron's Heart (Tamat)Where stories live. Discover now