Chapter 64

714 159 42
                                    

Holla guys.
Dikit lagi tamat yakkk!!

Oh iya. Bagi yang mau ebook Ekstra chapter Ein dan Tristan. Udah ada paket bundling yaa. 3 book esktra chapter sekaligus. Cuma 100K 😁😁 langsung DM aku bagi yang minat yaa.

Hapoy Reading

***

Ercher berjalan di lorong mengikuti Xain menuju bagian dalam katedral. Berdasarkan apa yang diberitahukan oleh Xain, pria itu bilang Ercher harus ke ruangan kerja Xain. Ada hal yang ingin diberikan. Akan tetapi ... tampaknya Xain sengaja memancing kesabaran Ercher karena tahu bahwa ia adalah kesatria yang tak banyak tingkah.

Namun, Ercher merasa harus cepat kembali karena Terra sendirian. Belum lagi wanita itu bilang kalau ingin mengenalkan Ercher secara resmi pada Viscount Bellidona dan kakaknya.

Ercher menahan diri untuk tak mengangkat Xain yang dalam wujud anak kecil dan mengendongnya sampai ke ruang kerja. Orang ini sengaja agar mereka bisa mengulur waktu untuk sampai ke ruang kerja.

“Apa kau sudah tidak sabar?” tegur Xain sambil tertawa. “Padahal kupikir kau yang paling sabar.”

Ercher diam dan terus melangkah.

“Ercher, Illiphia tidak menjadikanmu objek dari dendamnya,” kata Xain tiba-tiba. “Illiphia mengirimkan pesan padaku yang berisi ketika aku membaca suratnya, saat itu dia sudah mati. Kalau saat itu aku membawamu, kupikir kau malah akan jadi pengawalku.”

Kenapa tiba-tiba? Di saat Ercher sudah tak menyalahkan siapa pun atas kemalangannya untuk beberapa tahun. Meski awalnya Ercher sempat berpikir kenapa orang-orang yang mengenal ibunya tak berusaha menolong Ercher, akan tetapi pikiran itu hanya sebentar.

“Illiphia punya pandangan lain.” Xain mendorong pintu ruang kerjanya dan sedikit berlari menuju meja kerja. Memanjat kursi dan berdiri di sana. Menghadap Ercher. “Kau tahu kenapa dia menyuruh Ibe mengambilmu saat berusia delapan tahun?”

Ercher tidak ingin tahu. Tetapi ia penasaran. Kenapa harus ketika Ercher seusia itu? Mereka bisa datang lebih awal atau tidak datang sama sekali.

“Illiphia ingin kau melihat Ayahmu,” kata Xain. Kemudian pria itu membungkuk untuk mengambil sesuatu di laci kerjanya. Sebuah kotak kecil berwarna biru. “Ambil ini.”

Ercher mendekati meja dan mengambil kotak pemberian Xain. Lalu membukanya dan langsung kembali menatap Xain.

“Mungkin Illiphia memang marah karena tidak bisa mati sebagai pelayan dewa yang suci. Tetapi Illiphia tidak pernah menyesali apa pun yang dilakukan dan apa pun yang terjadi padanya, termasuk dirimu.”

Ercher menarik benda dari kota itu. Bahunya melemas saat bandul dari kalung di jarinya terjatuh di udara. Itu sebuah cincin warna perak yang dihiasi sebuah permata kecil berwarna biru.

“Illiphia meninggalkan ibu kota selama setahun. Kemudian dia kembali karena terluka akibat diserang oleh perampok. Dia menemukan kotak dan cincin itu di atas meja kerjanya.”

“Keir melamar Ibu,” gumam Ercher.

Xain mengangguk. Kemudian sinar putih menyelimutinya dan ia kembali ke bentuk semula. Sambil membelakangi Ercher, ia duduk di atas meja. Mendongak menatap langit-langit yang tinggi.

“Pelayan dewa diharamkan jatuh cinta pada manusia lain, apalagi menikah. Keir mengutarakan niatnya pada secarik kertas yang ada bersama cincin itu bahwa dia ingin menikahi Illiphia dan meminta secara sah padaku. Tetapi saat Illiphia menemukan cincinya, Keir baru saja menikah dengan Igrisa Morene.”

Ah, miris sekali. Keir yang gila karena tak berhasil dengan kisah asmaranya.

“Karena tak bisa menanggung beban rasa sakit, Illiphia memutuskan untuk tetap mengelilingi benua. Setelah tujuh tahun dia datang ke Monsecc dengan tujuan setidaknya bisa datang sebagai teman. Namun, semua hal buruk malah terjadi.”

The Baron's Heart (Tamat)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin