Chapter 9

719 176 23
                                    

Hay gesss!!
Makin hari makin gersang tempat ini. Wkwkwk
Tapi yaudahlah yaa 🤣🤣
Ercher udah ditulis sampe chapter 33. Nah, kalo ada mood nanti rencananya mau crazy update. Tapi nanti kalo ada moodnya yaa.

Kalo sekarang mah nikmatin aja. Wkwk
Selamat membaca dan jangan lupa vote dan komen.

***

Terra merebahkan tubuhnya di tempat tidur setelah melepaskan White pada Jeni. Pelayannya itu meletakkan White yang langsung meringkuk di tempat tidurnya sendiri. Terra mendesah lelah.

“Aku tidak mau makan malam dengan mereka,” kata Terra. “Mereka pasti akan mendiskriminasi Ercher lagi.”

Jeni berdecak sebal. “Anda harus menahannya. Karena itu bagian dari tata krama, Nona.”

“Itu juga perbuatan tidak sopan, Jeni. Aku saja tidak selera makan, apalagi Ercher.”

“Tetapi itu bukan urusan Anda.”

Terra langsung terduduk mendengar ucapan jeni dan memberikan wajah marah. “Itu jadi urusanku, Jeni. Jika aku akan menikah dengan salah satu anak Tuan Keir, tentu mereka yang seperti ini akan jadi masalah. Mana mungkin aku menikahi orang yang bermasalah.”

“Jadi Anda akan memilih Tuan Muda Ercher?”

Terra mengangkat bahu. “Aku belum punya niat seperti itu. aku hanya ingin dekat dengannya saja”

Jeni menghela napas. Sudah ia duga kalau Terra akan bicara seperti itu. Karena selama ini Terra tidak pernah tertarik dengan seseorang dalam artian khusus, mungkin saja Ercher juga bukan pengecualian.

“Ada surat dari Tuan.” Jeni berjalan ke arah laci di mana ia menyimpan surat dari Philips Bellidona. Kemudian menunjukkan pada Terra. “Ini datang tidak lama setelah Anda pergi.”

“Ayah?” tanya Terra yang langsung berdiri menghampiri Jeni. Merebut surat itu. “Dia memang tidak bisa jauh dariku. Padahal belum lama. Apa dia masih di ibu kota?”

“Saya rasa tidak.”

Kalau Philips masih di ibu kota, sangat tidak mungkin orang itu bisa membalas pesan Jeni dari rumahnya. Pasti Philips juga langsung pulang setelah mereka berangkat ke Monsecc. Dari yang Jeni dengar, setelah pensiun menjadi kesatria Baginda Iberich, yang masih dilibatkan kuat dalam pemerintahan hanyalah Servant.

Bellidona hanya dilibatkan untuk beberapa urusan penting seperti rapat khusus kekaisaran. Lalu Keir Sillabent malah tetap di wilayahnya karena hukuman. Pria itu dihukum untuk tidak terlibat dalam apa pun mengenai kekaisaran karena di masa lalu Keir membuat masalah untuk kekaisaran.

Padahal Philips tahu kalau keluarga Sillabent bermasalah, kenapa malah mengirimkan anaknya dengan suka rela?

“Anda akan membacanya sekarang?” tanya Jeni yang sudah siap ingin memberikan pisau pembuka surat pada Terra.

Terra mengerutkan kening sambil melihat suratnya, lalu menatap Jeni. “Apa aku buka nanti saja? Aku takut isi surat Ayah akan membebaniku saat makan malam.”

“Anda bilang tidak mau turun untuk makan malam,” Jeni menyindir sambil mengambil kembali surat dan meletakkannya dalam laci. Lalu menutup laci. “Nona, ada yang ingin saya tanyakan.”

“Tentang apa?” Terra kembali berjalan ke tempat tidur. Kencannya dengan Ercher memang tidak menyenangkan, tetapi itu cukup berkesan karena Terra tidak menghabiskan waktu dengan pria memuakkan.

“Anda tahu bahwa Tuan dan Nyonya Sillabent sangat membenci Tuan Muda Ercher. Bagaimana jika mereka meminta Anda untuk memilih di antara dua anak mereka saja?”

The Baron's Heart (Tamat)Where stories live. Discover now