Chapter 23

581 156 29
                                    

Kemaren habis mandi janji mau update. Tapi mendadak mager. Hahaha 🤣🤣 maaf yawww

***

Terra berpamitan pada Jill setelah turun dari kereta kuda. Hari sudah sangat sore ketika mereka sampai. Terra pun langsung bergegas masuk ke kamarnya untuk mencari Jeni. Menemukan pelayannya itu sedang membersihkan lemari pakaian Terra.

"Jeni!"

Jeni terkejut dan berbalik melihat Terra masuk tergesah-gesah. "Anda sudah pulang. Saya tidak mendengar suara pintu."

"Bagaimana?" tanya Terra.

Jeni hanya mengerutkan kening karena bingung. Apanya yang bagaimana? Memangnya apa yang Terra perintahkan sebelum pergi dengan Jill? Terra tidak memberikan perintah apa pun. Kenapa malah bertanya bagaimana?

"Apa maksud Anda?"

"Di mana Ercher?"

Jeni menghela napas. "Kenapa bertanya pada saya? Saya tidak melihatnya sejak kemarin. Terakhir saat memberikan ikan. Sir Ercher hari ini tidak terlihat di rumah utama."

Terra memegang kepalanya, menyugar rambutnya yang tergerai menutupi wajah ke belakang. Pria itu, maki Terra dalam hati. Semalaman dia menghias akuarium Pru. Melewatkan sarapan dan datang pada Terra dengan pakaian setengah basah. Lalu dia tidak kelihatan di rumah utama seharian. Dia melewatkan makan siang. Apa sekarang berniat melewatkan makan malam lagi?

Benar-benar. Apa dia mau mati karena tidak makan berhari-hari? Dia merajuk pada Terra?

"Kue yang kemarin, kau berikan padanya?"

Jeni menggeleng. "Saya meminta pelayan lain untuk menyimpankannya agar bisa dimakan hari ini bersama Anda. Tapi rupanya Anda keluar dengan Tuan Muda."

Astaga!

"Ambil cake lemonnya sekarang," kata Terra. "Cepat, Jeni."

Jeni menggeleng sambil menghela napas. "Tunggu sebentar, Nona."

Ah, benar-benar, deh.

Terra melihat Jeni yang setengah berlari meninggalkan kamar. Ia kesal. Si Ercher itu, memangnya dia bukan manusia, ya? Memangnya dia tidak butuh makan? Lihat saja. Terra akan memukulnya saat bertemu nanti.

Terra berjalan keluar kamar dan berdiri di depan pintu untuk menunggu Jeni. Ia mondar-mandir karena tidak sabar. Ketika berhenti, ia menggerakkan ujung kakinya membuat sebuah suara pelan di lantai.

Lama sekali.

"Ini, Nona."

Terra berbalik, melihat Jeni memberikan kotak berisi tart lemon yang kemarin dibelinya bersama Ercher. Lalu juga memberikan sebuah tabung berukuran sedang.

"Aku pergi, Jeni."

Terra langsung berjalan melewati Jeni untuk menyusul Ercher ke paviliun. Ia mencoba untuk tidak berlari selama perjalanan. Namun, Terra merasa bahwa perjalanan dari rumah utama ke paviliun itu sangat jauh.

Terra langsung berlari ketika meninggalkan pintu kediaman utama. Berlari menyeberangi sisi lapangan yang menjadi pambatas antar kediaman utama dan paviliun. Tetapi begitu mencapai pintu utama paviliun, ia berpapasan dengan kepala pelayan Sillabent.

Kepala pelayan Obanet sedikit terkejut begitu membuka pintu, ada Terra di depannya.

"Sore, Nona?" sapa Obanet dengan senyum kecil. "Anda datang untuk bertemu Tuan Muda?"

Terra mengangguk. Ia tidak perlu menberitahu siapa yang mau ditemuinya. Jelas Obanet sudah tau siapa yang berada di paviliun ini. Hanya Ercher.

"Kau bertemu dengan Ercher?"

The Baron's Heart (Tamat)Where stories live. Discover now