Chapter 45

637 156 43
                                    

Update lagi.
Seneng kan kalian? 🥲🥲 Nggak sampe 12 jam, udah pecah aja 50. SEKARANG. KALO CEPAH 50 SEBELUM SORE, AKU UPDATE DOUBLE 🤣🤣
SEMANGAT CARI VOTE GENGS. HAHAH

***

7 tahun kemudian – Kediaman Sillabent (Wilayah Monsecc).

Setelah banyak membuat ulah, akhirnya Keir dipensiunkan lebih dulu oleh Kaisar Iberich dan dengan tak hormat dikembalikan ke wilayah Monsecc. Tidak hanya itu. Keir dipaksa menggantung pedang kehormatannya dan dilarang memegang pedang selama sisa hidupnya.

Keir kembali ke Monsecc setelah Illiphia menghilang. Lalu menikah dengan Igrisa usai menjadi Baron Monsecc. Namun, pernikahan itu Keir jalankan karena kebutuhan status. Sampai 7 tahun lamanya dan punya 2 anak, Keir tak bisa melupakan Illiphia sama sekali. Selama itu pula Keir selalu bertanya-tanya alasan menghilangnya Illiphia dan ke mana wanita itu pergi. Keir sampai putus asa. Ia belum mengatakan apa pun pada Illiphia tentang perasaannya.

Namun, setelah sekian tahun berlalu. Datang surat perintah dari Kaisar Iberich bahwa Keir harus membangun sebuah paviliun khusus karena ada sahabat kaisar yang akan mampir dan tinggal di sana dalam waktu yang lama. Akan tetapi setelah bangunan itu selesai, Keir yang baru saja kembali dari peninjauan wilayah terkejut bukan main melihat seseorang berdiri sendirian di tengah ruang kerjanya.

Mengenakan jubah putih yang tudungnya terpasang. Jubah yang orang itu pakai adalah jubah dari para pelayan Reid.

“Apa Anda orang yang akan tinggal di paviliun baru Sillabent?” tanya Keir.

Orang itu berbalik sambil membuka tudung jubahnya dan tersenyum pada Keir yang membeku. “Lama tidak bertemu, Keir.”

Saat itu Keir limbung dan nyaris terjatuh ke lantai jika kepala pelayannya tak menahan. Ada rasa lega, marah, dan sedih saat melihat Illiphia yang menatap cemas padanya.

“Dame Illiphia,” desis Keir. “Anda tamu yang dimaksud oleh Baginda?”

Illiphia mengangguk. “Maaf karena merepotkanmu, Keir. Apa seharusnya Tuan Baron?”

Yang mendera Keir bukanlah perasaan senang. Melainkan perasaan sakit terhadap Illiphia. Wanita itu pergi seenaknya tanpa pesan, kemudian dengan lancang kembali begitu saja. Harusnya dia tak datang ke Monsecc agar Keir tak bertemu lagi dengannya. Harusnya Illiphia kembali langsung ke ibu kota.

“Illiphia.” Keir melangkah lebar menghampiri Illiphia dan memegang kedua lengannya. Tak ada yang berubah dari Illiphia. Raut wajahnya, suaranya, bahkan tinggi Illiphia masih sama. “Aku mencarimu.”

Illiphia tersenyum lebar. “Yah, walau berada di tempat yang jauh. Aku mendengar kabar bahwa kau sudah menikah dan punya anak. Selamat, Keir.”

Keir meremas kuat lengan Illiphia. “Aku tak ingin mendengar ucapan selamat darimu, Illiphia.”

“Jadi, Anda orang yang bernama Illiphia Sudhia Halleysman?”

Illiphia dan Keir menoleh ke pintu di mana Igrisa berada. Menatap mereka dengan pandangan tajam dan dingin. Illiphia menundukkan sedikit kepalanya pada Igrisa.

“Senang bertemu Anda, Baroness. Saya Illiphia Sudhia Halleysman.”

Igrisa mendengkus. “Siapa yang tidak mengenal Anda, Dame Illiphia?”

“Igrisa,” tegur Keir.

Igrisa menatap marah pada Keir. “Apa kau senang sekarang? Wanita yang selama ini kau mimpikan. Orang yang selalu kau sebut dalam tidur ada di depanmu? Apa kau sekarang berpikir ingin menikahinya setelah mencincang habis cincin pernikahanku?”

The Baron's Heart (Tamat)Where stories live. Discover now