Chapter 8

751 174 18
                                    

Hallo guys.
Aku minta maaf banget andai kata seris yang ini nggak sesuai sama ekspektasi kalian tentang Ercher sejak cerita awal (TCPF).

Mari perlahan aku jelaskan. Mungkin ke depannya kita bakal jarang melihat Ercher imut yang doyan ngintilin Raeli dan selalu bilang 'Tuan Putri'. Di sini, esensi awal Ercher yang kalian sukai itu akan hilang. Makin ke sini, bakal makin ketahuan sifat asli Ercher yang sebenernya super manipulatif dan saiko.

Kenapa Kak Ris sayang banget sama Ercher? Nah, tau kan kalo Kak Ris cinta banget sama Rict Horton? Coba ingat², Rict jahat, suka ngerusuhin hidup orang, saiko. Berarti besar kemungkinan Ercher juga sama, makanya kak Ris suka banget sama Ercher.

Aku tahu. Mungkin ekspektasi kalian tinggi terhadap Ercher kita. Makanya aku mewanti-wanti sejak awal. GUYS, jangan berharap lebih. Karena Ercher yang seorang PERAN PENDUKUNG pada cerita awal, yg kerjaannya ngawal Raeli dan nggak lebih dari berdiri diam, NGGAK AKAN ADA DI SERIES INI. Kenapa?

Simpel. KARENA NGGAK MUNGKIN ERCHER JADI KARAKTER YANG DIAM DI SERIES SENDIRI. ERCHER HARUS BERGERAK UNTUK MENYELESAIKAN SEMUA MASALAHNYA. So, mustahil Ercher diam aja. Tapi Ercher tetap kesatria manis kita kok walau nanti ada pandangan yang akan berubah terhadap dia.

Kuharap kalian tetap menikmati ceritanya terlepas dari Ercher sesuai harapan atau tidak. Sekali lagi, terima kasih karena sudah mau menerima baik-buruknya cerita ini 😁😁 jadi, ke depannya, JANGAN KAGET GUYS 😭😭

Selamat membaca

***

Terra baru saja ingin turun dari kereta kuda ketika Jill mengulurkan tangan dari depan pintu kereta yang terbuka kepada Terra. Untuk sesaat Terra terdiam, ia ingin menolak. Tetapi akan sangat memalukan bagi seorang pria yang ulurannya ditolak seorang Lady. Terra menghela napas pelan dan menyambut uluran tangan Jill, kemudian turun mendahului Ercher yang masih berada di dalam kereta.

“Terima kasih, Tuan Muda,” kata Terra setelah berhasil menjejakkan kakinya ke tanah. Kemudian ia berbalik untuk melihat ke dalam kereta. “Ercher, tidak turun?”

Ercher bergerak dari tempat duduknya sambil memeluk White, lalu turun dari kereta.

“Aku bisa mengantarmu berkeliling jika memang ingin jalan-jalan di pusat wilayah. Aku lebih tahu tempat ini dibanding siapa pun,” kata Jill sambil sesekali melirik dengan tatapan sinis pada Ercher yang melihatnya dengan pandangan tidak peduli.

Terra tahu sekali kalau Jill ingin bilang bahwa dirinya lebih tahu Monsecc ketimbang Ercher yang hanya baru beberapa hari datang. “Kami hanya jalan-jalan tanpa tujuan. Jangan khawatir, kami tidak akan tersesat.”

Yah, memangnya seluas apa Monsecc sampai seseorang bisa tersesat. Ercher saja yang tidak pernah pulang kampung masih bisa menemukan rumah ayahnya.

“Benar ‘kan, Ercher?” tanya Terra pada Ercher dan tersenyum.

Ercher hanya mengangguk sekali dengan raut wajah tak berselera. Selalu saja begitu, tetapi anehnya tetap tampan di mata Terra.

“Apa perjalanannya menyenangkan? Aku pikir menghabiskan waktu dengan orang kaku tidak terlalu menyenangkan.”

Terra tersenyum sambil memiringkan kepala. “Kupikir menyenangkan berjalan dengan Ercher.”

Ercher hanya diam. Yah, ia tidak terlalu peduli pandangan orang terhadap dirinya. Entah itu kaku atau bisu, bahkan membosankan, Ercher tidak pernah mengambil pikir atas asumsi tendang dirinya. Bagi Ercher, selama orang itu belum pernah mendapat sahutan hormat darinya, semua orang berhak menilai Ercher sesukanya.

“Nona?” panggil Jeni yang baru saja sampai sambil melangkah lebar menghampiri Terra.

“Jeni, aku lupa beli sesuatu untukmu,” kata Terra saat menoleh pada pelayannya itu. “Kami tidak bawa sesuatu.”

The Baron's Heart (Tamat)Where stories live. Discover now