"Zara, stop!" teriak jevan.

Bukannya berhenti, gadis itu malah mendekatkan tubuhnya ke Sasa. "Apalagi alasan lo? HAH? APALAGI? GUE LIAT, YA, LO SENYUM KE COWOK GUE. MAKSUDNYA APA?"

"Gue sama Jevan gak ada apa-apa, Za. Sumpah. Gue udah punya Dika. Cowok lo yang tiba-tiba datang nyamperin gue ke sini," jawab Sasa dengan air mata yang mulai mengalir kembali.

"Gak usah bacot lo! Lo itu sama aja kaya ibu lo! Perusak hubungan orang."

"ZARA, CUKUP!"

Jevan mendorong tubuh Zara sedikit kasar agar menjauh dari Sasa. "Sasa gak salah, aku yang datangin dia ke sini."

Zara tertawa sumbang melihat Jevan. "See? Bahkan kamu berani dorong aku sekasar itu demi jalang itu!"

Zara semakin mengamuk. Dia kembali mendekati Sasa dengan tangan melayang tinggi. "JALANG MURAHAN!"

"Siapa yang lo panggil jalang?"

Tangan Zara tertahan di udara bersamaan dengan cengkraman seseorang di pergelangannya.

"Kak Sean," gumam Sasa.

Sean membuang kasar tangan Zara membuat si empu meringis.

"Kak Sean!"

Sasa langsung memeluk Sean erat, menangis sejadi-jadinya. Dia menumpahkan semua kesedihannya di jas hitam milik pria itu.

Sean mengelus punggung Sasa lembut, memberikan ketenangan untuk gadis itu. "Lo gak apa-apa, Sa?"

Sasa hanya menangis tanpa menjawab pertanyaan Sean. Tangisannya seolah menyiratkan bahwa dia tidak baik-baik saja.

"Zara, gue tau lo masih shock. Gue tau lo masih belum bisa terima kenyataan. Tapi lo harus tau kalau Sasa gak salah. Kalau lo mau salahin orang, salahin bokap lo. Salahin dia, kenapa dia selingkuh!" bentak Sean.

Zara tersentak. Ini pertama kalinya Sean membentak dirinya.

"Kak Sean bentak gue?" tanya Zara tak percaya.

Selama ini Sean selalu bersikap baik padanya. Sean bahkan sudah menganggap Zara sebagai adik. Gadis itu juga sudah terhitung dalam anggota keluarga Alison. Tapi hari ini, sepertinya semua akan berubah.

"Lo ngaca, kenapa gue bentak lo. OMONGAN LO KE ADEK GUE KETERLALUAN!" Amarah Sean bangkit. Rahangnya menegas, urat-uratnya mengetat.

"DIA PANTAS DAPATIN ITU, KAK!"

"LO YANG PANTAS DAPATIN ITU BUKAN SASA!"

Zara terdiam. Bulir air matanya mulai mengalir. Meski tidak diungkapkan secara langsung, omongan Sean bisa diartikan bahwa penghinaan Zara untuk Sasa tidak seharusnya didapatkan oleh Sasa, tapi Zaralah yang pantas mendapatkannya.

"Kak, gue kecewa sama lo." Zara mulai menangis.

Jevan yang sedari tadi sebagai penonton mulai memeluk pacarnya. Dia tak berani menyela omongan Sean ketika sedang emosi.

"Lo kecewa sama gue? Gue lebih kecewa sama lo. Gue gak nyangka Zara yang baik dan ceria bisa berubah jadi manusia jahat kaya lo," cecar Sean.

Sean membawa Sasa pergi dari sana. Dia tadinya ingin pergi ke kantor. Tapi melihat Zara yang seperti mengikuti seseorang, membuat Sean curiga. Perasaannya menjadi tidak enak.

"Kak, makasih," bisik Sasa dalam senggukannya.

Sean berhenti. Dia menatap manik mata Sasa. "Lo adek gue, gak usah berterimakasih. Kita ke ruangan Aiy, ya. Lo istirahat di sana aja," ajak Sean.

Sasa hanya mengangguk. Mereka kembali melanjutkan langkah.

🌱🌱🌱🌱🌱

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Where stories live. Discover now