tiga puluh delapan. (DARENZA)

Start from the beginning
                                    

Sudah kesal menunggu, ia mendorong kursi—siap berdiri.

"Mau ke mana lo?"

"Fuck." Makian yang tertahan, akhirnya bisa terlontar juga tepat di depan wajah lawan bicaranya. "Lama banget! Gila, harus hitungan jam gua tunggu baru lo dateng?

Orang itu menghiraukan. Ia malah menarik tangan Monica.

"Lo mau bawa gue ke mana?"

"Pindah duduk,"

Mereka sampai di tempat duduk paling pojok, dekat jendela kaca.

"Perlu banget begini?" tanya Monica sambil duduk. "Lo takut?"

Lawan Monica berdecak. Ia ikut duduk. "To the point aj--"

"Buka kali masker lo. Gimana bisa gue liat wajah tampan lo,"

Laki-laki itu menuruti, Monica sudah mengeluarkan seringainya. Tatapannya mengerling genit.

"Muka lo biasa aja bisa gak sih? Kayak mau nerkam orang, sumpah!"

"Katanya mau langsung ke inti--"

"Gimana rencana lo?"
"Kapan lo bisa jauhin mereka berdua?"

"Gampang itu mah,"

"Crime partner lo berkurang. Dia balik lagi,"

Monica memejamkan matanya sekilas. Udah kesal dibuat nunggu lama, terus sekarang lawannya bicara tak jelas.

"Bisa gak sih lu ngomong jangan setengah-setengah,"

"Kalo gini aja gak ngerti, gimana lo bisa jauhin merek--"

"Oh.. I know." Monica tersadar. "Cewek atau cowok?"

"Cowok,"

"Damn." Monica mengetatkan gigi gerahamnya.

Monica terdiam, ia sibuk menyusun rencana-rencana di otaknya.

Sedang memikirkannya, arah pandang matanya tertuju ke jendela kaca yang menampilkan suasana di luar kafe. Terkejut, namun kembali menetralkan air mukanya. Ia menatap lagi lawan bicaranya.

"Temen lo ... semuanya baik?"

"Kenapa nanya?" ucapnya melipat kedua tangan seraya menjatuhkan punggungnya ke senderan kursi.

"Cuma nanya, gak salah 'kan?"

"Baik."

"Emm," gumam Monica melanjutkan sesi bengongnya, ia kembali mengatur plan.

"Udah gak ada waktu. Gua punya rencana."

🔥🔥🔥

Menjelang malam, Darenza dan Vi kembali lagi ke markas MEBDA. Tak lupa mereka membawa makanan. Karena pasti teman-temannya kelaparan. Bondan, mereka tahan untuk tetap berada di sana, tidak boleh keluar.

Bosan tentu saja itu ada, apalagi Bondan keukeuh mengajak mereka keluar main. Tapi, kalo Ande dkk lihat Bondan sudah kembali, bukan Bondan aja yang akan terancam, Darenza dkk juga.

Tiba Darenza dan Vi di markas, Lana dan Fiona sudah ada di sana. Sedangkan Adit, memang ditugaskan tetap berada di sana untuk menemani Bondan.

Pas ditanya, apakah Lana dan Fiona sudah datang dari tadi atau baru, mereka menjawab, gak pulang karena gabut di rumah sendirian.

Si pasangan bucin Fiona dan Mahesa yang biasanya selalu lengket berduaan, kini tak nampak Mahesa-nya.

"Pacar lo mana?" tanya Vi sambil meletakkan makanan di meja.

DARENZA [END]Where stories live. Discover now