15. 🐼

28.9K 2.7K 1.1K
                                    

🐼
Jangan lupa vote dan komen ya, Cantik.

Awalnya aku mau buat Kean itu kejam banget, tapi hati dan jari berkata lain wkwk. Semoga suka ya. Konfliknya ringan kok

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G


“Kak Aldi?” Lova terkejut bukan main saat menemukan sesosok laki-laki dengan wajah babak belur di depan gerbang rumahnya. Ia yang baru saja membeli camilan di minimarket dekat rumah lantas mendekati sahabat dari majikannya itu.

“Ngapain lo di sini?” tanya Aldi sengit. Ia mengumpat berkali-kali saat perutnya masih terasa sakit karena tendangan dan pukulan orang suruhan mantan sialannya itu. Makin ke sini makin terlihat jiwa-jiwa anjingnya. Aldi menyesal sudah pernah mencintai dengan sepenuh hati.

“Kan ini rumah aku.”

“Oh,” balas Aldi ketus. Sebenarnya ia juga sudah tahu jika ini rumah Lova. Jika tidak, ia tidak mungkin mau menunggu sampai lima menit di sini. Berharap mendapat segelas air untuk menyegarkan kerongkongannya. Ia bukan miskin, tapi gara-gara dikejar-kejar orang suruhan Dinda, ia sampai kehilangan dompet.

“Kakak mau masuk? Aku obati lukanya,” tawar Lova mengulurkan tangan untuk membantu Aldi berdiri. Namun, tangannya ditepis oleh Aldi dengan sangat kasar.

“Lo punya Kean,” kata Aldi membuat kedua alis Lova menyatu. Milik Kean?

“Maksud, Kakak?”

“Lo babunya Kean. Apa masih kurang jelas statusnya?” tanya Aldi sinis. Ia lalu dengan tertatih berjalan menuju teras rumah Lova. Ia lalu menghempaskan tubuhnya di sana. Berbaring dengan memegangi perutnya.

“Kakak mau minum apa?” tanya Lova sangat peka begitu melihat Aldi mengelus lehernya.

“Apa aja. Asal bisa diminum. Jangan kasih racun, awas aja kalau lo mau balas dendam.” Aldi sulit untuk berpikir positif saat ini. Ia menatap Lova yang sudah masuk rumah.

Camilan yang Lova sengaja tinggalkan di dekatnya langsung Aldi rampas dan makan. Persetan sudah izin atau belum. Jika Lova marah, besok ia bisa menggantinya.

Lova datang dan memberikan minum untuk Aldi. Perempuan itu juga membawa kotak obat beserta bahan untuk mengompres.

“Sok baik banget lo. Padahal aslinya muka dua ‘kan?” Ia terkekeh sinis. Lova hanya membalasnya dengan tersenyum. Hak itu sukses membuat Aldi memutar bola mata muak. Sangat terlihat jelas olehnya jika Lova ini muka dua.

“Gue bisa obati luka gue sendiri.” Aldi menepis tangan Lova yang hendak membantunya untuk mengobati luka. Ia paling malas disentuh wanita. Disentuh ibunya saja ia jijik, apalagi perempuan lain.

“Ya udah.” Lova tidak mau mencari masalah. Sudah cukup dengan Kean saja masalahnya. Ia takut tidak kuat menanggung beban jika harus berurusan dengan Aldi juga.

“Susah, Va. Bantuin, tolong. Besok-besok gue baik sama lo. Balas budi.” Aldi mendekatkan tubuhnya. Ia menyerahkan kapas yang semula ia gunakan untuk mengobati luka di sudut bibir.

“Iya. Nggak perlu balas budi, Kak. Cukup jangan jahat sama aku aja.”

“Apa bedanya sama kata-kata gue, Setan?” Aldi menonyor kepala Lova pelan kemudahan tertawa kecil. Ia baru sadar jika Lova berhasil mengembalikan sikap kekanakan dan manja Kean. Bahkan interaksi Kean dan ayahnya pun tidak terlalu buruk akibat suasana hatinya yang sering baik.

Prince of Devil [On Going]Where stories live. Discover now