18. 🐼

26.1K 2.6K 1.7K
                                    

Rencananya pengen update kemaren, tapi ketiduran wkwk

Jangan lupa untuk vote dan komen

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

Upacara Bendera

Sedari tadi, Aldi benar-benar tidak bisa melepas pandang dari Lova yang tampak beberapa kali oleng. Perempuan itu tampak ingin jatuh, tapi berkali-kali bisa menahan.

“Lo mau caper sama anak PMR?” tanyanya dengan suara rendah dan sudah jelas sinis. Tangannya bergerak mengendurkan dasi yang terpasang di kerah baju.

“Jangan pingsan, Va. Yang baik sama lo itu nggak ada. Apa nggak malu lo kalau sampai pingsan tapi nggak ada yang nolong?" Yugo menimpali.

Lova tidak terlalu mendengarkan. Keadaan di sekitar terlihat memburam. Lova butuh sandaran untuk menahan tubuh agar tidak ambruk. Cuaca yang sangat terik ini benar-benar membuatnya merasa gerah dan sesak. Perutnya yang terasa perih menuntutnya untuk duduk. Wajahnya sudah memucat sebagai bentuk protes.

“Va ....”

Suara Aldi kembali terdengar. “Jangan pinsan, goblok! Gue nggak mau gendong lo. Va—njing!” Aldi yang berada di dekatnya reflek menahan tubuh Lova yang ambruk. Aldi mengumpat kesal karena itu. Bisa-bisanya Lova pakai acara pingsan segala! Tidak tahu kan perempuan itu jika dirinya ini sangat malas kontak fisik dengan perempuan?

“Lo bawa ke UK—”

“Aduh, gue kebelet pipis. Lo aja deh.” Yugo langsung kabur setelah mengatakan itu. Malas lah jika harus menggendong Lova, buang-buang tenaga. Takut juga sih, kalau baper, saingan sama Kean bukan hal yang Yugo inginkan karena akhirnya sudah jelas, Kean yang akan menang. Ia yang remahan rempeyek tidak akan bisa menang melawan Kean, jadi sadar diri itu perlu.

Sementara kini Aldi tampak benar-benar ingin melemparkan Lova. Lihatlah, betapa bodohnya orang-orang di sekitar. Mereka tidak ada niat membantu!

“Ogah lah, gue nggak mau dijadiin rejeki rumah sakit kalau sampai digebukin sama Kean.”

“Sama, gue juga ogah.”

Salah satu percakapan yang Aldi dengar. Pengaruh Kean memang benar-benar besar. Mau tidak mau Aldi membawa Lova pergi ke UKS karena tidak ada yang berani. Mereka terlalu takut dijadikan samsak oleh Kean.

“Kebanyakan dosa nih anak. Berat banget,” gerutu Aldi tidak sesuai kenyataan. Ia merebahkan tubuh Lova dengan sedikit kasar di atas brankar, dan setelahnya ia langsung menendang bokong Yugo. Anak Dajjal itu sudah ada di UKS lebih dulu dan tentu saja situ membuat Aldi kesal. Ia sampai ingin mencekik Yugo.

“Santai, Bos.” Yugo tertawa. Ia asyik ongkang-ongkang kaki setelah duduk di brankar lain sementara Aldi masih sangat kesal hingga berkali-kali menendang kaki Yugo.

“Mati aja lo!” decaknya membuat Yugo kembali tertawa.

“Entar gue mati lo nangis kejer, protes sama Tuhan kalau Tuhan nggak adil. Secara gue ini kan harga berharga dalam hidup lo. Satu tahun pasti nggak cukup cuma buat nangisin gue yang maha imut ini.”

“Najis, Go! Najis! Lo mati gue malah seneng, makan gratis,” balas Aldi menonyor kepala Yugo. Dia lalu mengambil ponsel untuk menghubungi Kean.

Prince of Devil [On Going]Where stories live. Discover now