21. JOVITA

722 122 25
                                    

Aku langsung terpaku saat membuka pintu rumah dan menemukan Satya berdiri di depan pagar dengan atasan kemeja batik dan celana bahannya. Ia melambaikan sebelah tangannya saat menyapaku.

Abis dari mana dia? Kondangan? Terus kalau abis kondangan kenapa malah ke sini bukannya balik? Batinku keheranan.

"Jovita!"

Lamunanku langsung buyar. Buru-buru aku langsung berlari dan membuka pintu pagar.

"Abis kondangan lo?"

Satya menggeleng.

"Oh, baru mau berangkat?"

Lagi-lagi pria itu kembali menggeleng. "Enggak, emang baju batik cuma buat kondangan?"

Aku menggaruk kepalaku. "Ya, enggak sih." Aku kemudian teringat sesuatu, "oh, lo abis pulang kerja? Dari pabrik? Pabrik Kakek lo mengharuskan lo pake baju batik gini?"

"Gue dari rumah, sengaja mau ke sini," ucap Satya sambil menyerahkan papper bag kepadaku.

"Apaan nih?" tanyaku heran.

Namun, meski begitu aku tetep langsung menerimanya. Tidak menolak sama sekali, soalnya kata Ibu kita nggak boleh nolak rezeki kalau dikasih orang dan harus bilang makasih.

"Almond Crispy. Oleh-oleh dari Mbak Mita."

"Ya ampun, ngerepotin. Tapi thanks deh, lumayan biar nggak gabut juga mulut gue. Bilangin makasih juga deh buat Mbak lo."

"Mbak gue juga bentar lagi bakal jadi Mbak lo."

Aku meringis.

Satya mengangguk. "Iya, nanti gue bilangin." Ia kemudian celingukan, "Ayah lo ada di rumah?"

Aku menggeleng. "Masih di toko. Ibu juga lagi nggak ada di rumah."

"Lo sendirian?"

Aku kembali menggeleng. "Enggak, ada adek gue kok. Masuk dulu, yuk!"

Satya tidak mengatakan apapun, ia hanya mengangguk setuju dan mengekor di belakang gue. Saat sampai di ruang tamu, aku menyuruhnya duduk di sana. Sementara aku pergi ke dapur untuk membuat minuman.

"KYAA!!!"

Aku segera menghentikan kegiatanku mengaduk minumanku dan segera berlari ke ruang tamu. Di sana ada Novi dengan wajah terkejutnya menatap Satya. Posisinya sedang jongkok sambil memegang kedua pipinya dramatis, bibirnya terbuka cukup lebar dan mata melotot seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Buset, adek gue kenapa deh. Lebay banget.

Aku kemudian langsung menghampiri dan langsung memukul pahanya pelan.

"Lo kenapa sih? Ngagetin orang aja, malu dong tamu gue," bisik gue kesal.

Aku kemudian melirik ke arah Satya dan mengucapkan kata 'sorry' kepadanya.

"Ya, gimana gue kaget, Kak. Gue tadi baru aja abis streaming video klipnya Enam Hari, eh, tau-tau pas gue keluar kamar nemuin orang yang mirip sama salah satu gitarisnya. Ya kan gue shock," balas Novi tak mau mencari pembenaran, "dia siapa sih?"

"Calon Kakak ipar lo. Buruan sana kenalan," suruhku kemudian.

"Ganteng juga, Kak, kayak anak band. Kok dia mau sama lo?"

Aku langsung melotot tajam ke arahnya. Novi meringis lalu segera berdiri dan menghampiri Satya.

"Kak, aku Novi, adiknya Kak Jov," ucap Novi memperkenalkan diri lalu mencium punggung tangan Satya, "maaf ya, ngagetin."

Marriage ExpressWhere stories live. Discover now