#032

236 62 245
                                    

Cek mulmed^^
Kalo lagunya ganggu skip aja guys🙌

Selamat Membaca!
-
-
-
🌵

Deg!

"Nacha, bego!!" sambar Jalu mengulang cepat. Lantas ekspresi Jalu membuat Nevan tersenyum sumringah, secepat kilat merangkul pundak Jalu.

Begitupun Dito yang melebarkan pupil mata, merasa kaget tidak percaya. "Is that fucking true?!"

"Yes, it's true, bro!" jawab Nevan tampak percaya diri.

Sedangkan Raga, jangan ditanya. Hati laki-laki itu rasanya seperti sedang diporak-porandakan sekarang.

"Terus, dimana cewe lo sekarang?" Dito kembali bertanya mengedarkan pandangan ke arah pintu.

"Sayangnya hari ini dia lebih milih bareng Nara," jawab Nevan seraya mengangkat bahunya.

"Kapan lo kencan?" Pertanyaan kembali Dito lontarkan.

"Semalem, gue ajak dia ke pasar malam. Tepatnya, saat naik bianglala."

Jalu tiba-tiba mendekatkan bibirnya ke telinga Nevan, tidak benar-benar berbisik. Karena, masih bisa di dengar oleh Raga dan Dito dengan jelas.

"Hey, lo nggak eksekusi bibir dia kan?"

Bajingan! batin Raga entah mengapa ia kesal setengah mati. Diamnya mati-matian ia lakukan untuk menahan diri dari emosi. Tapi, pertanyaan Jalu justru meruntuhkan dinding kesabaran. Inikah yang dinamakan cemburu?

Lamat-lamat Raga memandang Nevan, ia menunggu pengakuan bejat keluar dari bibir Nevan. Bahkan tangan Raga terlihat mengepal sekarang. Mengeras, uratnya terpampang jelas, menandakan sekali 'bet' akan dipastikan mengalirkan darah dari tempatnya terluka.

Nevan terkekeh, menatap satu persatu temannya. "Gue nggak melakukan lebih dari sekedar menyatakan cinta."

Raga menghela nafas lega, kepalan keras tangannya mulai mengendur. Nevan nggak mungkin sebrengsek itu, tolol. Batin Raga memberi paham kepada dirinya sendiri.

Namun, beberapa detik kemudian. "Tapi, kesempatan itu bakal gue coba di lain waktu."

Brengsek!! Raga telah menarik ucapannya sepersekian detik lalu.

Tahan, Ga!

Dito menepuk bahu Nevan, "Gue jadi takut, lo bakal tuntasin taruhan ini dengan mudah."

"Apa yang nggak mampu gue dapetin, hah?"

"Pasangan paling serasi seantero Adhistama!" heboh Jalu membuat beberapa siswa yang tengah bergerombol di pojokan menoleh sekilas.

"Selamat berpacaran!" seru Jalu sekali lagi.

Hanya Raga yang sedari tadi diam tidak menyuara, memberi selamat pun enggan. Bahkan mendadak rasa laparnya menghilang bagai di telan bumi. Diam bukan tanpa alasan, laki-laki itu sedang menahan amarah yang hampir mencapai puncak ubun-ubun.

Beberapa detik lengang.

"Sebelum anak Laskar temuin cewek secantik Nacha, alangkah baik nya gue mencoba kan? Ha ha ha!"

Deg!

Refleks Raga menoleh, memandang tidak habis pikir betapa kotornya pikiran Nevan pun Dito dan Jalu yang justru menanggapi ucapan Nevan dengan gelak tawa. Jika ini bercanda maka keterlaluan! 

"Adhistama akan langsung dibuat heboh. Papan pengumuman bakal penuh 'Nevan menghamili teman sekelasnya!' gitu kan? Ha ha ha!" seloroh Dito.

Geraham Raga sudah saling bergesekan. Kalau saja kali ini Nevan kembali melanjutkan omong kosongnya sungguh kepalan tangan Raga benar-benar akan membuat Nevan selesai.

Raga Where stories live. Discover now